Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Monas Tak Pernah Steril dari PKL?

Kompas.com - 23/12/2014, 10:55 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun telah memberlakukan jadwal tutup pada hari Senin, nyatanya area Monumen Nasional tidak steril dari pengunjung. Banyak pengunjung mencari celah dengan masuk lewat pagar yang rusak.

Begitu pula pegadang kaki lima (PKL) yang masih mewarnai area Monas meskipun telah berkali-kali ditertibkan. Mereka belum juga kapok.

Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani mengatakan, hal tersebut terjadi karena masih lemahnya pengawasan di Monas. Salah satu faktor yang menyebabkan lemahnya pengawasan di Monas adalah sistem alih daya (outsourcing) untuk petugas keamanan di kawasan tersebut.

“Sekuriti kami masih outsourcing. Sepertinya itu yang menyebabkan kerja mereka belum optimal,” ujar Rini saat dihubungi, Selasa (23/12/2014).

Karena itu, mulai 2015, pihak pengelola berencana untuk mengganti sistem tersebut. Rini mengatakan, petugas sekuriti akan dijadikan pekerja harian lepas (PHL) yang langsung digaji oleh pihak pengelola Monas. Dengan begitu, kesejahteraan mereka akan lebih terjamin.

Penugasan juga langsung dilakukan oleh pengelola Monas sehingga mereka dapat lebih bertanggung jawab. Hal ini juga diperuntukkan petugas kebersihan. “Kami akan gaji mereka sesuai dengan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta. Tentunya besarannya berjenjang dari staf hingga supervisor,” papar Rini.

Hal tersebut diakui oleh Jn, salah satu petugas sekuriti Monas. Jn mengaku sistem penggajian sekuriti di Monas sangat minim karena masih menggunakan sistem alih daya. “Harusnya kami bisa dapat dua juta ke atas, sekarang cuma 1,8. Dipotong sana-sini,” ujar Jn.

Lantaran alasan itulah, kemungkinan petugas untuk “bermain” dengan oknum PKL pun tinggi. Tujuannya hanya untuk mendapat uang tambahan, Rini mengatakan, kini para petugas sekuriti tengah dites fisik untuk keperluan perekrutan menjadi PHL.

“Ke depannya kami langsung berikan penugasan untuk menjaga celah-celah yang dimanfaatkan pengunjung yang bandel,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com