Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pasar Induk Kramatjati, Gunungan Sampah Lebih Tinggi dari Truk Pengangkut Sampah

Kompas.com - 04/01/2015, 16:36 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah yang menggunung di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, meresahkan para pedagang di pasar tersebut. Sampah itu menumpuk lantaran pengangkutan yang tidak berjalan rutin.

Pantauan Kompas.com, Minggu (4/1/2014), sampah yang menumpuk merupakan hasil pembuangan dari para pedagang di pasar tersebut. Mulai dari sisa sayuran, umbi-umbian, plastik, dan sisa-sisa penjualan di pasar lainnya menumpuk. Tinggi sampah bahkan mencapai 5 meter dan mengeluarkan aroma bau tak sedap.

Para pedagang mengeluhkan pembersihan yang lambat dilakukan PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola pasar. Pedagang pasar khawatir kondisi ini membuat konsumen enggan mendatangi pasar. Terlebih mereka yang berdagang persis dekat lokasi tumpukan sampah.

Jaja (61), pedagang di Pasar Induk Kramatjati ini mengatakan, sudah hampir dua bulan belakangan sampah di sana terlambat untuk dibersihkan. "Kalau begini terus gimana dagangan saya mau laku. Yang beli enggak mau dateng, wong bau begitu," ujar Jaja.

Pedagang daun bawang ini mengeluhkan sampah yang tidak maksimal diangkat. Kalau pun diangkat, lanjutnya, hanya satu unit truk sampah yang terlihat beroperasi dalam sehari. Padahal, satu unit truk menurutnya tak akan cukup mengangkut sisa sampah dari para pedagang di dalam pasar.

"Lihat saja sendiri, masa sampah sama badan truk lebih tinggi sampah. Padahal kita setiap hari bayar retribusi, tapi sampahnya jarang diangkat," ujar Jaja.

Ia mengaku, pendapatannya menjadi menurun dengan keberadaan sampah tersebut. Biasanya, setiap hari dirinya mendapatkan omset minimal Rp 500.000. "Sekarang boro-boro. Enggak sampai segitu. Yang beli saja jarang," ujar dia.

Jaja pun berharap agar pihak pengelola mengambil tindakan. "Kami mohon dengan sangat agar pengelola dengan segera mencari solusi," ujarnya.

Manager Pasar Induk Kramatjati, M Salam, ketika dikonfirmasi mengakui kalau menggunungnya sampah baru terjadi selama dua hari belakangan ini. Hal tersebut akibat kurang armada untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.

"Biasanya satu hari itu lima truk. Sekarang hanya satu truk. Makanya sampahnya menumpuk," ujar Salam.

Pihaknya mengatakan, telah memberikan surat kepada Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk dapat membantu mengangkut sampah tersebut. Namun hingga kini, lanjut Salam, hal itu belum juga terealisasi. "Kita sudah berbuat maksimal untuk mengatasi masalah tersebut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com