KOMPAS.com - Si jago merah kembali mengamuk. Tak peduli musim hujan tiba, api berkobar di pemukiman warga. Sepekan terakhir, delapan kebakaran terjadi di Jakarta dan sekitarnya.

Pada Sabtu (10/1) sekitar pukul 16.30, restoran masakan bebek di Jalan Rawa Buntu, Tangerang Selatan, diamuk api. Menurut petugas Dinas Pemadam Kebakaran Tangerang Selatan, Saiful, delapan unit mobil pemadam dikerahkan untuk menjinakkan api agar tidak merembet ke bangunan lainnya.

Sebelumnya, Sabtu dini hari, sebuah rumah tepat di belakang pusat perbelanjaan mewah di Jalan Kebon Kacang 30, Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, terbakar. Pemilik rumah, M Sani (70), mengalami luka bakar.

Sekitar lima jam sebelumnya pada hari yang sama, api berkobar di Jalan Ayub, Kelurahan Pejaten Barat, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Pusat. Api padam sekitar 1,5 jam kemudian.

Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat Muchtar Zakaria mengatakan, korsleting arus listrik masih menjadi momok kebakaran di Jakarta.

”Kebakaran seakan tidak mengenal musim. Yang mesti diwaspadai adalah penggunaan peralatan listrik yang tidak standar dan berpotensi memicu kebakaran,” ujarnya.

Dia mengatakan, kebakaran berpotensi meluas jika terjadi di pemukiman padat. Kebakaran di Kebon Kacang bisa segera ditangani karena petugas cepat tiba di lokasi.

”Jalan kosong sehingga mobil pemadam bisa segera sampai lokasi. Saya enggak bisa bayangkan kalau kejadian siang hari. Kemungkinan banyak rumah yang terbakar karena lokasinya padat penduduk,” kata Muchtar.

Pada Januari hingga September 2014 sudah terjadi 798 kali kebakaran. Untuk wilayah Jakarta Pusat, sepanjang tahun 2014 terjadi sekitar 105 kebakaran.

Polda Metro Jaya mencatat, sedikitnya delapan kebakaran terjadi di wilayah Jakarta dan Tangerang dalam sepekan terakhir. Enam kejadian di Jakarta karena hubungan pendek arus listrik. Di Jakarta Pusat, pada awal tahun ini, tercatat empat kebakaran. Sebagian besar kebakaran, menurut Muchtar, karena korsleting arus listrik.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono ”Yudi” Joga, mengatakan, tidak heran tetap terjadi kebakaran di kawasan pemukiman di Jakarta. Penyebabnya, terjadi pembiaran oleh pemerintah daerah dengan tidak segera menata ulang utilitas di kawasan yang kerap terjadi kebakaran.

Menurut Yudi, begitu terjadi kebakaran di kawasan pemukiman, pemda setempat harus segera meneliti kepastian peruntukan kawasan itu. Kalau ternyata bukan untuk pemukiman, warga harus direlokasi. Kalau memang untuk pemukiman, instansi terkait yaitu perumahan, pelistrikan, dan pekerjaan umum, harus menata ulang utilitas di kawasan itu. (RTS/ART)