Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Pusat Kesenian Jakarta: Nomenklatur UPT Salah

Kompas.com - 13/01/2015, 16:15 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta (PKJ), Bambang Subekti, menganggap nomenklatur Unit Pengelola Teknis (UPT) salah. Menurut dia, nomenklatur UPT tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam Taman Ismail Marzuki (TIM).

"Nomenklatur dari UPT salah. Nomeklaturnya adalah tata laksana organisasi pengelolaan PKJ TIM, padahal di dalamnya ada gedung seni, ada wayang orang Bharata, dan lain-lain," kata Bambang saat ditemui di TIM, Selasa, (13/1/2015). [Baca: Soal TIM, UPT dan PKJ Diharapkan Berjalan Bersama]

Bambang mengatakan nomenklatur tersebut harus diubah terlebih dahulu. Ia manambahkan bahwa tugas UPT ternyata mengambil alih tugas Badan Pengelola PKJ dan belum jelas apakah Badan Pengelola PKJ akan dibubarkan atau tidak. "Apakah bila dibubarkan UPT sudah siap menangani organisasi yang besar seperti ini?" ujar dia. 

Bambang berharap UPT dan PKJ dapat berjalan bersama dalam pengelolaan TIM. Menurut Bambang, perlu ada sinkronisasi antara UPT dan Badan Pengelola PKJ karena UPT belum memiliki rekam jejak berkaitan dengan pengelolaan TIM.

"Kita harus akui PKJ telah mengelola TIM selama 46 tahun dan telah melahirkan banyak seniman. Sementara UPT ini kan belum punya track record dan apakah mereka paham betul dengan tugas-tugas dari PKJ," Bambang menjelaskan.

Hingga kini Pemerintah DKI belum menjelaskan peran UPT dalam pengelolaan TIM dan sinkronisasinya dengan Badan Pengelola PKJ.

Oleh karena itu, malam ini dijadwalkan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjajaha Purnama (Ahok), untuk membahas hal tersebut. Pertemuan akan dilaksanakan pukul 19.00 WIB di Galeri Cipta II, TIM.

Diberitakan sebelumnya, para seniman TIM sepakat menolak Peraturan Gubernur No 109 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Kerja Unit pengelola PKJ TIM yang akan mengambil alih pengelolaan TIM dari mereka. Para seniman berpendapat kehadiran UPT akan mengerdilkan kebebasan berkarya. [Baca: Disparbud DKI: Kami Tak Akan Campuri Aktivitas Seniman, apalagi Mengerdilkan]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com