Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Demo Rusak Taman, Korlap Langsung Diamankan Polisi

Kompas.com - 14/01/2015, 21:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya giat melaksanakan lima tertib berwarga di ibu kota. Salah satunya adalah tertib melaksanakan aksi unjuk rasa atau demo.

Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menegaskan kepada seluruh pihak yang berunjuk rasa untuk tidak merusak taman dan fasilitas publik yang ada.

"Kalau merusak taman, rusak pagar gedung, langsung kami proses ke kepolisian. Kami panggil dan tangkap korlap (koordinator lapangan) ke polisi," tegas Basuki di Balaikota, Rabu (14/1/2015).

Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul menjelaskan soal ketentuan pelaksanaan aksi unjuk rasa. Menurut dia, organisasi atau komunitas sudah harus menginformasikan aksi unjuk rasa tiga hari sebelum pelaksanaan. Mereka juga wajib memberitahukan soal identitas korlap, jumlah pengunjuk rasa, alat peraga unjuk rasa, dan lokasi unjuk rasa. Informasi itu untuk memudahkan dalam pengaturan lalu lintas.

"Salah satu penyebab kemacetan di Jakarta itu ya karena sering terjadi demo dengan massa yang banyak," timpal Basuki. 

Sementara itu, tertib lainnya adalah tertib lalu lintas dengan menerapkan pembatasan kendaraan melalui ERP, pelarangan perlintasan motor, penerapan meteran parkir, dan lainnya. Basuki menjelaskan warga tidak bisa lagi melanggar peraturan lalu lintas meski bentuk pelanggarannya kecil, seperti berhenti di depan garis lampu merah.

Ia mengklaim, Polda Metro Jaya dan DKI telah memasang banyak CCTV (kamera pengawas) di lampu lalu lintas. Dengan demikian, pengendara kendaraan bermotor yang melanggar dapat ditindak, baik itu ditilang maupun ditahan perpanjangan STNK nya. 

Tertib selanjutnya adalah tertib sampah. Basuki menjelaskan Pemprov DKI harus benar-benar dapat mengelola distribusi sampah. Tertib ketiga adalah tertib PKL. Pemprov DKI, kata dia, tidak menginginkan PKL di Jakarta diperas atau dipungut bayaran oleh oknum tertentu.

Basuki menginstruksikan para PKL itu untuk memiliki ATM Bank DKI untuk membayar retribusi secara autodebet.

Terakhir adalah tertib hunian dengan membongkar bangunan liar di bantaran sungai maupun kolong jembatan, termasuk dengan pembangunan rusun bagi warga terkena relokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com