Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebunku di Rumah Susun....

Kompas.com - 18/01/2015, 08:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Di sela belantara beton Ibu Kota terhampar beragam tanaman sayuran dan obat. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, hasilnya juga untuk menopang kas komunitas dan keluarga. Inilah kreasi penghuni rumah susun di Cengkareng, Jakarta Barat, dan Marunda, Jakarta Utara.

Bagi Suliyani (35), berkebun tak selalu membutuhkan lahan luas. Dengan kreativitas, keuletan, dan kesabaran, istri petugas satpam ini menyulap lahan kosong menjadi produktif. Di atas lahan 800 meter persegi dia menanam aneka sayuran. Bahkan lele pun ikut dibudidayakan.

Semua aktivitas itu melibatkan 30 ibu rumah tangga di Rumah Susun Sederhana (Rusunawa) Flamboyan, Cengkareng, Jakarta Barat.

Melalui pola akuaponik, para perempuan itu menanam aneka macam sayuran, seperti caisim, bayam, kangkung, cabai, daun bawang, tomat, dan selada. Semuanya tumbuh subur tanpa menggunakan pupuk kimia, hanya menggunakan pupuk organik. Kotoran dan sisa pakan ikan lele ikut menyuburkan tanaman itu.

Di salah satu sudut terdapat tanaman obat, seperti jahe, kapulaga, kedondong laut, dan daun mint.

Semangat menanam dari rusunawa ini merupakan sebuah langkah kecil bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Warga ketagihan

Sejak lima bulan lalu, warga penghuni Rusunawa Flamboyan menggeluti pertanian perkotaan. Awalnya, mereka mendapatkan bantuan alat, pelatihan, dan bibit untuk bercocok tanam dengan akuaponik dari Suku Dinas Pertanian Jakarta Barat. Setelah berhasil menumbuhkan tunas sayuran dan memanen, warga ketagihan bercocok tanam. Mereka puas bisa mengolah hasil tanaman dari tangan sendiri.

”Tanaman di sini lebih sehat karena enggak dikasih pupuk kimia. Kami hanya gunakan pupuk kandang dan kompos,” tutur Suliyani.

Akhir Desember lalu, lahan akuaponik seluas 800 meter milik kelompok itu terlihat hijau, rimbun, dan segar. Tanaman sayuran, seperti cabai, terung, kangkung, dan bayam, tumbuh di pot-pot memanjang yang dibuat dari pipa pralon.

Dengan sistem akuakultur, endapan kotoran ikan dan pakan yang tidak dimakan disalurkan dengan pipa-pipa sebagai ”nutrisi” bagi tanaman. Lahan itu juga ditanami jamur. Jamur ditanam di sebuah rumah berdinding anyaman bambu beratap daun kelapa. Lantainya terbuat dari semen. Setiap pagi dan sore, rumah bambu itu disiram air supaya lembab. Polybag jamur disusun rapi di atas rak bambu. Setiap hari, jamur tiram itu bisa dipanen.

”Bisa sampai 6 kilogram sekali petik,” ujar Wantini, anggota kelompok tersebut.

Buah kreativitas mereka tak hanya dinikmati oleh anggota kelompok. Warga Rusunawa Flamboyan lainnya pun merasakan manfaat program itu. Ibu-ibu rumah tangga jadi punya kesibukan untuk mengisi kegiatan dan bersilaturahmi. Hasil panen tak hanya dikonsumsi warga rusunawa. Mereka juga menjual hasil berlebih kepada sesama penghuni rusun. Sayuran dijual Rp 2.000-Rp 3.000 per ikat.

Tak jarang, anggota kelompok dan warga berebut saat tiba masa panen. Mereka mengantre untuk mencicipi hasil berkebun para kelompok tani.
Merebak

Fenomena serupa tersua di Rusunawa Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Awalnya, kegiatan pertanian perkotaan itu dimulai dari Kelompok Tani Hijau Marunda. Kelompok itu mendapatkan bantuan dari Joko Widodo semasa masih menjabat Gubernur DKI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com