"Dia (Arangga) suka sekali menonton film horor. Status-status di HP-nya begitu semua. Dia juga suka menonton film detektif," kata Rusdy kepada Kompas.com, Minggu (18/1/2015) siang.
Dengan fakta yang demikian, Rusdy menduga bahwa kejiwaan Arangga terpengaruh oleh tontonan dari film-film horor tersebut. Akan tetapi, polisi masih harus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal ini hingga mendapatkan penyebab pasti dari kematian Arangga.
Selain efek dari film horor, hal lain yang juga diduga mempengaruhi kejiwaan Arangga adalah perceraian kedua orangtuanya saat dia masih kecil. Ia juga merupakan anak tunggal. Setelah perceraian, ayah dan ibunya masing-masing menikah lagi dan tinggal di tempat yang berbeda.
Sebelumnya diberitakan, Arangga diduga melakukan bunuh diri dengan gantung diri di dalam lemari. Adapun motif perbuatan tersebut masih dalam tahap penyelidikan kepolisian.
Menurut hasil pemeriksaan sementara, tidak ada tanda-tanda kekerasan ataupun luka bekas penganiayaan. Rusdy memperkirakan, Arangga tewas 12 jam sebelum ditemukan.
Saat ditemukan, Arangga memakai seragam sekolah berupa baju koko dan celana panjang biru, pakaian yang dikenakan sehari sebelumnya.
Saksi atas nama Wiwin (35), kakak korban, yang menemukan korban kali pertama, juga menceritakan kalau korban tidak keluar kamar sejak Selasa sore dan baru ditemukan Rabu pagi pukul 06.30 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.