Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencuri Sadis Sasar Lansia

Kompas.com - 22/01/2015, 15:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Nenek bernama Sophia Raharja (84) tewas dibunuh di rumahnya di Jalan Gedong Panjang I Gang Liberia III, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (21/1). Pembunuh juga mengambil uang Rp 7 juta dari lemari korban.

Kejadian itu pertama kali diketahui cucu korban, Audrey Claudia (18), pagi hari. Saat itu Audrey ingin buang air kecil di kamar mandi. Ia kaget melihat pembantu yang biasa menjaga neneknya, Nurjannah (34), disekap di kamar mandi. Nurjannah diikat dan mulutnya diplester.

Claudia segera memeriksa kamar neneknya. Ia terperanjat melihat neneknya ditutup selimut kain batik, diikat, dan mulutnya disumpal. Sang nenek sudah tidak bernyawa. Korban diduga kehabisan napas akibat mulutnya disumpal handuk.

”Dia kemudian berteriak minta tolong,” ujar Kepala Kepolisian Sektor Tambora Komisaris Dedi Tabrani, Rabu.

Polisi tidak menemukan tanda-tanda kerusakan di rumah korban. Polisi menduga pelaku bersekongkol dengan orang dalam. Polisi kini tengah memburu pelaku itu.

Sophia yang sudah lama lumpuh itu memang tidur di kamar lantai I. Pelaku diduga masuk ke rumah korban sekitar pukul 03.00-04.00. Menurut Eri, Sophia sering menyediakan uang tunai untuk keperluan sehari-hari. Ada uang senilai Rp 7,3 juta di lemari kamarnya. Sejak 3,5 bulan lalu, Nurjannah bertugas menemani Sophia. Pembantu ini sering dikunjungi pacarnya.

Terungkap

Kasus pencurian dan pembunuhan yang terjadi di rumah di Klaster Amsterdam Kota Wisata, Ciansana, Gunung Putri, Bogor, Rabu (28/12/2014), terungkap.

Tiga tersangka, yakni ABS, DR, dan RS, dibekuk di Muara Bungo, Jambi. ”Mereka ditahan untuk penyidikan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Ahmad Faisal Pasaribu, kemarin.

Kasus itu terjadi di rumah Dodi Martimbang. Saat kejadian, Dodi berlibur bersama keluarga. Korban adalah Royah, pembantu keluarga Dodi. ABS adalah mantan penata kebun. RS, teman Royah, dan DR adalah istri ABS.

Kasus itu bermula ketika ABS yang dimintai tolong keluarga Dodi untuk menjaga rumah bersama Royah. Tidak disangka, ABS dan RS tergoda untuk menguras harta benda keluarga Dodi. Keduanya bersekongkol untuk melumpuhkan Royah dan merampok rumah itu. Royah tewas dengan luka pukul di kepala dan jeratan di leher.

ABS dan RS mengambil uang, perhiasan, dan barang elektronik senilai Rp 280 juta milik keluarga Dodi. Seusai merampok, ABS dan RS lari ke Jambi. ”Peran RS ialah turut serta dalam kasus ini sebagai penadah dan penjual barang kejahatan,” kata Faisal.

Ketiga tersangka dituduh melanggar KUHP Pasal 365 tentang Pencurian dan Pasal 338 tentang Pembunuhan. Mereka terancam hukuman minimal 15 tahun bui. (BRO/DEA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com