Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hijdriyah Sulit Ketahui Posisi Kereta

Kompas.com - 26/01/2015, 14:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Mengantar dan menjemput anak-anaknya untuk urusan sekolah sudah menjadi aktivitas rutin bagi Hijdriyah. Ibu rumah tangga ini saban hari menggunakan kereta listrik Jabodetabek. Namun, beberapa kali dia masih kesulitan mengetahui posisi kereta yang ditumpanginya.

Sebagai penyandang tunarungu wicara, Hijdriyah tidak bisa mendengarkan pengumuman yang disampaikan petugas kereta. Di dalam kereta juga tidak tersedia papan pengumuman yang menyampaikan informasi terkini tentang posisi kereta.

”Saya harus cermat melihat papan petunjuk yang ada di stasiun. Kalau tanya petugas di kereta juga sulit, karena mereka suka enggak ngerti (pertanyaan saya),” kata ibu dua anak itu, Sabtu (24/1).

Pengalaman itu disampaikan Hijdriyah saat pertemuan dengan manajemen PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia yang mengurusi operasional kereta rel listrik (KRL). Pertemuan ini merupakan bagian dari kegiatan bulanan Jakarta Barrier Free Tourism (JBFT).

Berbagai unek-unek peserta JBFT tertumpah di acara itu. Sebagian di antaranya tentang fasilitas di tempat umum yang tidak ramah terhadap difabel. Tangga berundak yang menyulitkan pengguna kursi roda, jalan petunjuk bagi tunanetra, atau minimnya pemberitahuan dalam bentuk audio merupakan beberapa persoalan yang masih kerap dialami difabel di ruang publik, termasuk stasiun dan KRL.

Hijdriyah acapkali turun dari kereta untuk membaca papan petunjuk di stasiun. Apabila ternyata belum sampai di stasiun tujuan, dia melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta berikutnya.

Wasta juga mengalami kesulitan saat mengantarkan anaknya, Sahlan (14), ke ruang publik seperti stasiun. ”Kadang enggak ada jalan untuk kursi roda anak saya,” ucapnya.

Wisata dan edukasi

Faisal Rusdi, penggagas JBFT, mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah untuk mempertemukan difabel, masyarakat, serta pemangku kebijakan.

”Setiap difabel memiliki kebutuhan masing-masing. Sementara, di ruang publik, banyak yang belum ramah untuk difabel,” kata Faisal yang juga pengguna kursi roda.

Akibat minimnya fasilitas untuk difabel, banyak dari mereka yang harus dibantu orang lain saat mengakses ruang publik. Saat acara JBFT itu, misalnya, peserta yang menggunakan kursi roda mesti dibantu petugas. Ramp untuk naik-turun menyeberangi rel dan naik ke kereta juga harus dibongkar-pasang.

Cucu Saidah mengatakan, JBFT merupakan ajang untuk mengajak difabel ke ruang publik untuk berwisata sekaligus edukasi. Dalam kegiatan ini, difabel dan masyarakat diajak berinteraksi. ”Kami memberikan pemahaman tentang kurangnya infrastruktur bagi difabel. Seperti kali ini, kami memberikan masukan ke PT KCJ tentang infrastruktur di stasiun dan KRL,” katanya, penggagas JBFT yang juga memakai kursi roda.

Dengan beraktivitas bersama-sama, masyarakat yang juga menggunakan fasilitas publik bisa bertemu dan menyadari bahwa ada teman-teman difabel yang juga menggunakan fasilitas publik. Empati diharapkan bisa muncul dari kesadaran itu.

Tempat tujuan dalam JBFT berbeda-beda setiap bulannya. Tempat yang pernah disambangi antara lain Monumen Nasional, Taman Mini Indonesia Indah, hingga Bandung. Untuk mencapai tempat tujuan itu, mereka menggunakan transportasi massal, seperti bus transjakarta dan KRL.

Di JBFT pekan lalu, peserta menggunakan KRL dari Stasiun Tanjung Barat ke Stasiun Bogor. Acara diskusi diadakan di ruang VIP Stasiun Bogor.

Layar informasi

Direktur Operasi dan Pemasaran PT KCJ Dwiyana Slamet Riyadi mengakui, pihaknya belum bisa menyediakan seluruh fasilitas untuk memenuhi kebutuhan semua difabel. ”Kami terus memperbaiki pelayanan agar difabel juga bisa dilayani. Di kereta, misalnya, saat ini teman-teman tunarungu wicara yang belum bisa mengakses informasi posisi kereta. Menurut rencana, akan ada layar berisi informasi posisi stasiun tujuan. Ini untuk memberikan informasi bagi tunarungu wicara,” katanya.

Saat ini, penyediaan layar di kereta itu masih terhambat proses impornya. Apabila layar sudah terpasang di setiap kereta, informasi akan segera dioperasikan.

Adapun ramp untuk naik-turun pengguna kursi roda memang belum ada di seluruh stasiun. Di stasiun yang tidak ada ramp, sementara ini digunakan ramp portabel. Ramp portabel berupa lempengan besi yang dipasang di lokasi yang memiliki beda ketinggian. Setelah ramp terpasang, pengguna kursi roda bisa melintas.

Untuk beberapa stasiun yang kini tengah dalam tahap renovasi, Dwiyana mengatakan, pihaknya sudah memberikan masukan ke PT KAI atau satuan kerja di Kementerian Perhubungan yang mengerjakan pembangunan itu agar melengkapi stasiun dengan lift. Lift diharapkan bisa memudahkan difabel untuk berpindah peron. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Salat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Salat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com