Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kok Enggak Semua Tarif Angkot Turun Ya?"

Kompas.com - 27/01/2015, 11:01 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak semua jenis angkutan umum di Jakarta mengalami penurunan tarif penyesuaian dengan harga BBM. Hal ini membuat para penumpang merasa kecewa.

"Kok enggak semua tarif angkot turun ya?" ujar Asri yang terheran-heran, saat ditemui di Kompas.com, di Terminal Senen, Selasa (27/1/2015).

Asri menumpang angkot M12 tujuan Senen-Kota. Dia masih membayar ongkos Rp 6.000 kepada sopir. Padahal, seharusnya, tarif angkot sudah turun karena harga BBM juga sudah turun.

Asri tahu bahwa sudah ada beberapa angkot yang menurunkan tarifnya sebesar Rp 500. Menurut dia, ongkos sebesar Rp 6.000 sama dengan tarif bus sedang AC di Terminal Pasar Senen.

Sebenarnya, Dishub DKI telah menurunkan tarif angkutan sebesar Rp 500. Akan tetapi, itu hanya untuk bus AC.

Penumpang lain, Ervin, juga mengaku belum ada penurunan tarif pada metromini yang baru dia tumpangi. Tarif metromini masih sebesar Rp 4.000 per perjalanan.

Ervin mengatakan, tarif perjalanan yang relatif mahal memang justru terjadi pada angkutan non-AC, seperti angkot dan metromini. Padahal, angkutan non-AC, kata Ervin, memiliki banyak peminat. Hal ini disebabkan beragamnya tujuan rute angkutan yang dapat dipilih penumpang.

"Justru harusnya yang metromini sama angkot ini yang diturunin (tarifnya), soalnya warga sering naik itu untuk perjalanan dekat," ujar Ervin.

Seorang ibu, Nurjanah, bahkan sempat bertanya langsung kepada kondektur metromini mengenai penurunan tarif ini. Ketika menaiki metromini 17, Nurjanah memberikan uang sebesar Rp 5.000 kepada kondektur. Uang Nurjanah pun dikembalikan sebesar Rp 1.000. "Oh bukannya sudah turun Rp 500 Bang?" tanya Nurjanah. Pertanyaan Nurjanah pun tidak ditanggapi oleh si kondektur.

Sekadar informasi, Organda bersama Dishub DKI sudah menurunkan tarif angkutan umum di Jakarta, seusai penurunan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Hasil rapat itu menghasilkan penurunan tarif sebesar Rp 500.

Beberapa tarif yang disesuaikan ialah tarif bus sedang AC dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.000, bus besar AC dari Rp 9.500 menjadi Rp 9.000, dan bus kecil tetap Rp 4.000. Akan tetapi, bus non- AC, seperti kopaja, metromini, PPD, dan lainnya tidak mengalami penurunan tarif.

Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga sudah menandatangani surat keputusan (SK) Gubernur tentang penurunan tarif angkutan umum di Jakarta. Lebih lanjut, Ahok meminta Dinas Perhubungan DKI serta Organisasi Angkutan Darat DKI untuk menyosialisasikan penurunan tarif angkot ini kepada semua sopir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Kafe dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Kafe dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Megapolitan
Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

Megapolitan
Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Megapolitan
Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Megapolitan
Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur

Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur

Megapolitan
Warga Minta Heru Budi Cek Langsung ke Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah Maling

Warga Minta Heru Budi Cek Langsung ke Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah Maling

Megapolitan
Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Megapolitan
Jeratan Hukum Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket Konser

Jeratan Hukum Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket Konser

Megapolitan
Buruh Berencana Gelar Aksi Tolak Tapera Lebih Besar dan Serentak, Libatkan Mahasiswa

Buruh Berencana Gelar Aksi Tolak Tapera Lebih Besar dan Serentak, Libatkan Mahasiswa

Megapolitan
Demo Tolak Tapera, Aliansi BEM Bogor Bawa Spanduk 'Tabungan Penderitaan Rakyat'

Demo Tolak Tapera, Aliansi BEM Bogor Bawa Spanduk "Tabungan Penderitaan Rakyat"

Megapolitan
Polisi Kerahkan 1.872 Personel Kawal Aksi Tolak Tapera di Depan Kemenkeu dan Patung Kuda

Polisi Kerahkan 1.872 Personel Kawal Aksi Tolak Tapera di Depan Kemenkeu dan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com