Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2015, 11:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo pada 100 hari pemerintahannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Terutama dalam hal penegakkan hukum di Indonesia. 

"Saya kira beliau sudah benar-benar taat kepada kepada konstitusi dalam menjalankan pemerintahan ini," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota, Rabu (28/1/2015).

Apresiasi Basuki ini berbanding terbalik dengan pernyataan sebagian besar pihak yang menganggap penegakkan hukum di era Jokowi-JK lemah, terutama dalam hal pemberantasan korupsi. Salah satu contoh pihak yang menganggap penegakkan hukum di masa pemerintahan Jokowi lemah adalah Indonesia Corruption Watch (ICW).

Proses pemilihan pejabat penegak hukum seperti Jaksa Agung dan Kapolri dinilai sarat kompromi dengan partai politik pendukung. Terlebih dengan penunjukkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Presiden Jokowi tak membatalkan pencalonannya sebagai Kapolri meski telah ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi.

Menanggapi hal itu, Basuki justru membela Jokowi habis-habisan. Menurut dia, banyak pihak yang tidak mengenal Jokowi secara baik, sehingga menuding hal-hal negatif kepada mantan pendampingnya memimpin Jakarta tahun 2012-2013 lalu.

"Kalian tidak mengenal beliau dengan baik, itu persoalannya. Jadi banyak sekali hal yang saya tidak bisa ceritakan di sini. Sebetulnya, saya melihat beliau tidak berubah kok dari dulu sikapnya, cuma masalahnya orang-orang mempersepsikan penegakkan hukum Pak Jokowi lemah, padahal tidak," kata Basuki. 

Kemudian, saat wartawan bertanya apa contoh konstitusi yang ditegakkan oleh Jokowi, Basuki enggan menjawabnya. "Enggak mau cerita saya, nanti buka sendiri saja," lanjut Basuki.

Dia menyarankan kepada Jokowi untuk tetap konsisten patuh pada konstitusi. "Jangan dengarkan konstituen mau apa. Kalau terjadi pertentangan antara konstituen dan konstitusi, Presiden harus taat konstitusi," pungkas mantan politisi Partai Gerindra itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com