Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI: Yang Kaya Pengusaha Rokok, Bukan Petani Tembakau

Kompas.com - 30/01/2015, 13:02 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa pihaknya memiliki alasan kuat saat mengeluarkan fatwa haram rokok beberapa tahun lalu. Karena selain menimbulkan dampak kerugian di bidang kesehatan, rokok juga menimbulkan kerugian di bidang ekonomi, baik untuk individu maupun negara.

Juru bicara MUI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, berdasarkan penghitungan Lembaga Demografi Universitas Indonesia, cukai rokok sekian ratus triliun yang masuk ke kas negara setiap tahunnya tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan negara untuk mengobati orang yang terkena penyakit akibat rokok.

"Ada pepatah Jawa yang bahasa Indonesianya berarti 'ingin mencari jarum malah kehilangan kapak," kata Ni'am saat acara soft launching buku "Fatwa MUI Tematik", di toko buku Gramedia Jalan Margonda, Depok, Kamis (29/1/2015).

Masih menurut penghitungan Lembaga Demografi UI, Ni'am menyebutkan bahwa saat ini deretan pengusaha terkaya di Indonesia adalah pengusaha rokok. Namun, hal itu sebanding dengan kesejahteraan petani tembakau.

"Ketika ada fatwa haram rokok, yang disuruh maju demo petani tembakau. Padahal apakah ada petani tembakau yang kaya? Impossible," ujar Ni'am.

Tidak hanya itu, kata Ni'am, berdasarkan pengamatan di lapangan, MUI mendapati tingkat konsumsi rokok yang tinggi justru terjadi pada keluarga miskin dan tidak terdidik. Hal sebaliknya terjadi pada keluarga kaya dan terdidik.

"Semakin miskin seseorang, semakin tinggi frequensi merokoknya. Dan semakin dia terdidik, maka semakin kecil pula frekuensi merokoknya. Artinya orang yang miskin dan sakit-sakitan dieksploitasi untuk merokok, dan disedot kekayaannya oleh pengusaha rokok. Tiba-tiba pengusaha rokok datang sebagai pahlawan, olahraha disponsori. Itu kan tipu-tipu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com