Bagaimana penilaian sejumlah pengguna kendaraan pribadi dan pengguna transjakarta itu sendiri? [Baca: Ahok: Siapa Tahu Ada Orang Gendeng Bayar Rp 1 Juta buat Lewat Jalur Transjakarta]
Menurut Theo (28), karyawan swasta, yang terbiasa mengendarai sepeda motor, jika terealisasi wacana tersebut justru akan membebani pengguna transjakarta. Pasalnya, bus transjakarta akan sulit mencapai headway atau jarak antarbus yang sudah ditentukan.
“Bisa-bisa pengguna transjakarta sakit kepala, kelamaan nunggu bus datang,” kata pria yang sesekali menggunakan jasa transjakarta ini, Senin (2/2/2014).
Pengendara motor lainnya, Wahyu (25) mengatakan, wacana itu berpotensi menimbulkan kecemburuan bagi sesama pengguna jalan. Pria ini mengaku taat peraturan lalu lintas, maka sebisa mungkin ia menghindari untuk masuk ke jalur transjakarta.
“Jadinya enggak adil dong, ada orang punya duit bisa masuk, sementara yang lainnya macet-macetan. Saya enggak setuju dengan wacana itu,” tegas dia.
Sementara itu menurut Indra (29), wacana itu justru akan memicu pengendara-pengendara kendaraan pribadi untuk menerobos jalur transjakarta. Ini karena, ada kendaraan lain yang bisa masuk jalur transjakarta selain bus transjakarta.
“Jadi kan kesannya kendaraan lain boleh lewat juga, sudah enggak eksklusif transjakarta. Ini bahaya dong, bisa-bisa banyak kendaraan yang nerobos karena dikira boleh masuk (jalur transjakarta),” kata warga Pondok Labu ini.
Apalagi, lanjut dia, kalau sistem pembayarannya belum berjalan dengan baik. “Itu kan pakai sistem elektronik, kalau alatnya rusak atau belum berfungsi dengan baik, orang-orang yang nerobos enggak akan ditindak,” kata Indra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.