Stanley merupakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. "Stanley memang masih sekolah di kawasan Kemayoran," ucap Andri Wijaya (61) selaku Ketua RT 09/10, Perumahan Sunter Hijau.
Andri mengaku sempat masuk ke kamar tidur Stanley. Di lokasi, kata dia, Stanley dalam keadaan telungkup dengan kondisi tangan, kaki dan mulut terlakban.
"Tetapi dekat jenazah korban, ada plastik kresek. Di dalam plastik juga kayak ada bercak darah begitu. Melihat itu, selanjutnya saya langsung lapor ke Polsek Priok," kata Andri menceritakan awal ditemukannya anak dari pasangan Aan Indra dan Tedy Indara tersebut.
Kedua orangtua Stanley tak banyak bicara. Namun, kata Andri, hingga kini polisi masih menyelidiki kasus tersebut.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Azhar Nugroho, mengatakan tidak ditemukan luka di tubuh Stanley.
"Tidak ada tanda-tanda kekerasan, korban melakban sendiri. Tangannya pun dalam posisi bebas. Hanya mulutnya saja. Kepalanya juga terdapat lakban masih menempel," kata Azhar saat dikonfirmasi.
Untuk mengetahui lebih lanjut, kepolisian membawa jenazah korban ke RS Polri Kramat Jati, untuk diautopsi.
Taat beribadah
Tetangga lainnya, Ester Nuryadi (64), menilai Stanley sebagai anak yang taat agama serta patuh pada orangtua. "Sama tetangga dia (Stanley) baik. Enggak bandel. Justru periang," kata Ester.
Menurut Ester, Stanley mempunyai tiga saudara kandung. Namun, lanjutnya, belum lama ini kedua kakaknya meninggal dunia.
"Kurang tahu ya, dia (Stanley) anak ketiga dari tiga bersaudara. Dua kakaknya sudah meninggal. Hanya yang saya tahu dia orangnya alim. Enggak ada masalah apa-apa," ucapnya. (Panji Baskhara Ramadhan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.