Menurut dia, dua kawasan itu adalah tempat berlokasinya stasiun. Stasiun Haji Nawi dan Stasiun Cipete adalah dua dari lima stasiun yang akan berdiri di koridor layang yang akan membentang di Jakarta Selatan.
Lima koridor lainnya adalah Stasiun Sisingamangaraja, Blok M, Blok A, RS Fatmawati, dan Lebak Bulus.
"Cipete sama Haji Nawi jumlah kapling yang belum dibebaskan masih cukup banyak. Dua lokasi itu yang paling kritis. Kalau di Fatmawati dan Blok A sudah tidak ada masalah," kata Nasyir kepada Kompas.com, di kantornya, Rabu (11/2/2015).
Nasyir menjelaskan, pada dasarnya stasiun akan dibangun tepat di atas jalan raya. Yang artinya, bukan berada di atas lahan penduduk.
Namun, kata dia, pembebasan lahan milik penduduk tetap harus dilakukan karena lahan-lahan tersebut akan digunakan untuk akses keluar masuk ke stasiun. Akses keluar masuk akan dibuat di atas trotoar.
"Stasiun di atas jalan cuma kan nanti melebar di kedua sisi untuk orang naik turun.? Jadi Itu yang perlu dibebaskan," ujarnya.
Nasyir mengaku tidak bisa memprediksi kapan permasalahan tersebut bisa selesai. Menurutnya, saat ini jajaran PT MRT dan Pemprov DKI Jakarta masih terus berusaha agar melobi warga agar mau melepaskan tanahnya dengan harga yang rasional.
"Pembebasan lahan itu sulit untuk kita tentukan kapan. Sulit untuk bilang ini dua hari lagi beres, sebulan lagi beres. Menyadari itu, kami tetap bekerja saja di lahan yang sudah beres. Kami tidak mau menjadikan pembebasan lahan sebagai kendala utama," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.