Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta PLN Tidak "Ngeles" terkait Listrik Pompa Air

Kompas.com - 12/02/2015, 12:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan salah satu solusi untuk mengantisipasi banjir di Jakarta adalah dengan mengoptimalkan operasional pompa. Oleh karena itu, lanjut dia, Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak punya alasan untuk mematikan listrik pompa maupun rumah pompa. 

"Memang yang namanya Jakarta itu, roh dan nyawanya di pompa, karena kondisi di sini (Jakarta Utara) sudah di bawah lebih rendah dari pada air laut," kata Basuki di tanggul Kali Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/2/2015). 

Dengan demikian, Basuki berharap, PLN tidak lagi memutus aliran listrik ke rumah pompa, seperti yang terjadi sebelumnya di Waduk Pluit.

Basuki menengarai tindakan PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah Jakarta Utara, termasuk Pluit, mengakibatkan pompa Waduk Pluit tidak berfungsi. Sehingga banjir merendam kawasan Ring I (Jalan Medan Merdeka).

Saat itu, PLN beralasan, dengan dimatikannya aliran listrik di kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, untuk keamanan warga. Sebab saat itu dua gardu listrik milik PLN sudah terendam air.

"Kalau alasannya soal gardu (terendam), jadi dia mesti tarik listrik lagi. Enggak ada alasan lagi dia bilang matikan (listrik). Kita bisa berantem karena PLN ini punya negara lho dan Pemprov juga punya negara, sama-sama negara. Jadi kita jangan berantem, ngeles," kata Basuki. 

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Agus Priyono, mengatakan, salah satu langkah agar banjir atau genangan cepat surut dengan menjaga 555 pompa air yang tersebar di lima wilayah dapat berfungsi dengan baik. Sehingga, saat banjir, ratusan pompa tersebut bisa menyedot air ke sungai dan laut terdekat.

"Andalan kami masih pompa air. Untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur penanganan banjir secara keseluruhan, kami membutuhkan waktu yang lama,” kata Agus. 

Berdasarkan data Dinas PU DKI, di wilayah Jakarta Barat, terdapat 149 pompa air. Dengan rincian 100 pompa stasioner, 45 pompa mobile dan empat pompa underpass. Dari jumlah itu, ada 104 yang berkondisi baik dan 45 pompa lainnya berkondisi rusak. Ratusan pompa itu tersebar di 32 rumah pompa, yang ada di delapan kecamatan wilayah tersebut.

Di wilayah Jakarta Pusat terdapat total pompa air berjumlah 120 unit, di Jakarta Selatan ada 113 unit, di Jakarta Timur memiliki total pompa sebanyak 56 unit, dan di wilayah Jakarta Utara, total pompa air di wilayah itu 117 unit serta 149 pompa di wilayah Jakarta Barat. Lalu tahun ini, pihaknya juga akan memasang enam pompa besar di muara-muara sungai. Keenam pompa air besar itu ada di Pompa Kamal, Pompa Angke, Pompa Marina, Pompa Karang, Pompa Sentiong dan Pompa Sunter Hilir. Pemasangan enam pompa air besar ini membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com