Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim, Solusi Atasi Macet akibat Proyek MRT

Kompas.com - 16/02/2015, 14:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengerjaan proyek pembangunan di Jakarta Selatan, yaitu kereta transportasi massal cepat (MRT), jalan layang khusus bus transjakarta Koridor XIII Kapten Tendean-Blok M-Ciledug, juga jalan layang Permata Hijau memicu kemacetan nyaris setiap hari. Masyarakat memahami pembangunan ketiga proyek itu merupakan bagian penataan agar nantinya kota lebih nyaman, tetapi kurangnya upaya rekayasa lalu lintas selama proyek berlangsung amat mengganggu mobilitas warga.

Pada Minggu (15/2), pengguna jalan di ruas Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan, harus melaju pelan karena ada penyempitan jalan. Di lokasi itu, sebagian badan jalan terpakai untuk pengecekan tanah jalan layang.

Penyempitan jalan juga terlihat di Jalan Kyai Maja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kemarin ada sejumlah petugas yang bekerja membongkar separator jalan. Para pengguna jalan harus melaju pelan menghindari material bangunan, seperti batu bata dan seng, yang menutupi lokasi pengecekan tanah.

Jajang (40), salah satu petugas pembangunan, Minggu, mengatakan, dirinya sudah sebulan bekerja membongkar separator jalan. Pembongkaran dilaksanakan setiap hari, mulai dari pukul 08.00 hingga 22.00. Menurut dia, di tengah jalan itu akan di bangun tiang penyangga jalan layang. Adapun pembangunannya dilaksanakan pada Maret 2015.

”Sekarang fokusnya adalah pembongkaran separator dan pengecekan tanah,” kata Jajang.

Menurut Jajang, selalu ada petugas khusus untuk mengatur lalu lintas di sekitar proyek.

Kepadatan lalu lintas yang bertambah parah juga terjadi di Jalan Fatmawati. Sebagian jalan di lokasi itu dipakai untuk pembangunan MRT. Pada hari kerja terlihat sejumlah petugas membongkar separator jalan. Petugas juga membuat lubang di depan lahan milik warga untuk pengecekan tanah.

Dewo (30), salah satu pengendara sepeda motor, menuturkan, pada hari kerja kepadatan di jalan itu semakin parah. Kepadatan terjadi hampir sepanjang hari. ”Tidak jelas kapan pembangunan selesai. Setiap hari jalanan semakin padat,” katanya.
Rekayasa lalu lintas

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Sutimin menjelaskan, pembangunan MRT dan jalan layang mengakibatkan bertambahnya kepadatan lalu lintas di sejumlah wilayah di Jakarta Selatan. Pembangunan jalan layang, misalnya, mengakibatkan ada penyempitan jalan sebesar setengah meter di ruas Jalan Ciledug Raya.

Untuk mengatasi itu, kata Sutimin, pihaknya menyiagakan sejumlah petugas guna mengurai kemacetan. Namun, menurut dia, rekayasa belum bisa dilakukan karena koordinasi dengan pemangku kebijakan baru akan dilaksanakan pekan ini.

”Selain rekayasa lalu lintas, akan ada penertiban pedagang kaki lima dan penertiban parkir untuk mengurangi kepadatan lalu lintas. Namun, rapat dengan para pihak baru bisa dilakukan pekan ini. Untuk sementara kami menyiagakan 60 petugas lalu lintas,” ujarnya. (DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com