Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Antarmoda di Jakarta Dibenahi

Kompas.com - 23/02/2015, 20:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Transportasi Jakarta masih membenahi kerja sama dengan operator kopaja dan bus angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta. Rumusan kerja sama ini diharapkan bisa memudahkan penumpang, baik dari sisi pembayaran tiket, pengangkutan penumpang, maupun rute pelayanan.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta ANS Kosasih mengharapkan, integrasi bisa terwujud April mendatang. ”Nantinya, penumpang hanya membayar satu tiket. Mereka bisa menggunakan bus apa pun, termasuk yang dioperasikan kopaja atau angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB),” katanya saat peresmian penggunaan tiket elektronik di semua koridor transjakarta, Sabtu (21/2).

Saat ini, penumpang kopaja atau APTB yang menunggu di halte transjakarta harus membayar dua tiket, yakni tiket transjakarta saat memasuki halte bus dan tarif kopaja/APTB saat berada di dalam bus.

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Emanuel Kristanto, Minggu (22/2), membenarkan adanya program integrasi tiket tersebut. Ia menambahkan, pihaknya masih menunggu kesiapan PT Transportasi Jakarta menerapkan integrasi.

Dengan adanya integrasi, ada beberapa standar pelayanan yang harus dipenuhi operator bus, antara lain pengemudi tak boleh ugal-ugalan dan pendingin ruangan (AC) harus beroperasi baik. Integrasi ini diharapkan bisa menambah jumlah armada di koridor yang masih kekurangan bus sehingga waktu tunggu bisa dipangkas.

Di lapangan, sampai akhir pekan lalu, penumpang tujuan Pulogadung yang menunggu di Halte Monas, Balai Kota, dan Gambir acap kali harus menunggu bus hingga 1 jam. Kondisi serupa juga terjadi di Halte Dukuh Atas 2. Antrean penumpang tujuan Pulogadung mengular hingga puluhan meter.

Kosasih mengakui, ketersediaan bus menjadi persoalan. Sekitar 10 persen dari 460-an bus yang beroperasi sudah tidak layak jalan. ”Bus ini kami paksakan jalan. Kalau tidak, waktu tunggu bus makin lama dan penumpang protes,” katanya.

Kosasih menambahkan, kopaja dan APTB yang terintegrasi transjakarta diharuskan melaju di busway yang telah ditentukan. ”Mereka masuk dari satu halte, berkeliling di jalur transjakarta, lalu keluar jalur di halte yang sama,” katanya.

Kosasih juga membuka kemungkinan adanya rute khusus yang merupakan perpotongan dari koridor yang ada. Langkah ini ditempuh agar penumpang tak banyak berpindah bus.

Terkait penerapan tiket elektronik di semua koridor transjakarta saat ini, warga berharap agar tiket satu kali perjalanan (single trip) tetap disediakan.

Marti (49), warga Bekasi yang baru saja berbelanja di Thamrin City, misalnya, terpaksa membayar tiket bus secara tunai kepada penumpang lain di Halte Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu, karena kartu uang elektroniknya tertinggal di rumah.

”Baru, deh, saat mau pulang jadi bingung. Masuk halte harus menggunakan kartu uang elektronik,” katanya.

Ebel (23), penumpang lain, menilai sistem tiket elektronik ini merugikan warga yang tidak mampu. Calon penumpang yang belum memiliki kartu uang elektronik kini diharuskan membeli kartu tersebut di loket seharga Rp 40.000, dengan rincian harga kartu Rp 20.000 dan saldo Rp 20.000. ”Sistem ini kan sudah otomatis, jadi yang duitnya kurang dari Rp 40.000, ya, tidak bisa naik bus transjakarta,” ujarnya.

Dia mengakui sistem ini bagus untuk membantu warga Jakarta tak berbelit-belit dan mengantre membeli tiket secara manual. ”Tiket elektronik ini sudah bagus, hanya terlalu mahal, bagaimana dengan orang-orang yang tak kerja seperti saya ini,” ujarnya.

Komuter bertambah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com