Sebelumnya, Badan Pusat Statistik DKI Jakarta merilis survei komuter 2014. Dari survei itu terlihat 1,38 juta orang dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) datang ke Jakarta setiap hari untuk bekerja, sekolah, atau kursus.
Perjalanan komuter terbesar berasal dari Kota Bekasi, yakni 359.531 orang atau 26,02 persen, diikuti Kota Depok (284.093 orang/20,55 persen), dan Kota Tangerang Selatan (210.875 orang/15,25 persen).
Dalam survei yang melibatkan 13.120 rumah tangga sampel di 13 kabupaten/kota di Jabodetabek itu juga terungkap, sebagian besar komuter beraktivitas di Jakarta Selatan (28,98 persen), Jakarta Pusat (26,84 persen), dan Jakarta Timur (16,8 persen).
Sebanyak 70,95 persen komuter pergi ke lokasi kegiatan dengan kendaraan pribadi. Pengguna kendaraan umum baik KRL, transjakarta, atau kendaraan jemputan, masih rendah, yakni sekitar 23-30 persen.
Pengamat transportasi Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung, mengatakan, survei komuter BPS ini merupakan data penting untuk memetakan mobilitas komuter di Jakarta.
”Melihat penggunaan kendaraan pribadi yang masih dominan, data ini penting bagi pemerintah daerah untuk menata rute angkutan umum. Jadi, izin trayek harus mengikuti pergerakan penumpang,” ujarnya.
Kepala Badan Pengawas Road Safety Association Edo Rusyanto mengatakan, survei BPS itu menunjukkan transportasi publik belum memadai. Akibatnya, penggunaan kendaraan pribadi masih dominan.
”Padahal, memakai kendaraan pribadi ini rawan kecelakaan. Pada jam pulang kantor, orang- orang yang sudah lelah bekerja masih harus menghadapi kemacetan,” ujarnya. (ART/MDN/FRO/DNA/JAL/B10)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.