Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PNS Jual Emas karena TKD Belum Turun, Inspektorat DKI Sebut Itu Tanda Makmur

Kompas.com - 25/02/2015, 16:13 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Inspektorat DKI Jakarta Lasro Marbun tidak menganggap berat keluhan para PNS yang belum menerima tunjangan kerja dinamis (TKD) karena anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) belum cair.

Lasro justru menyebut sebagai tanda kemakmuran jika ada pegawai yang sampai berutang atau menjual barang berharganya akibat hal ini. "Kalau ada yang jual emas berarti sudah ada emasnya. Dulu kan masih dibeli. Jadi itu bagus sekali. Pertanda bahwa kalau ada yang bisa dijual tandanya kita sudah makmur," ujar Lasro Marbun di Balai Kota, Rabu (25/2/2015).

Lasro juga mengatakan, seharusnya PNS bersyukur jika masih bisa berutang. Hal ini menandakan masih banyak yang percaya dengan PNS DKI dan meminjamkan sejumlah uang.

Dia mengatakan, selama ini kondisi keuangan PNS DKI selalu lebih baik dibanding pegawai negeri di tempat lain, bahkan jika dibandingkan dengan PNS di Kementerian Keuangan sendiri.

Tunjangan kerja dinamis yang diperoleh PNS DKI, kata Lasro, paling sedikit adalah Rp 1,9 juta. Sementara pegawai Kementerian Keuangan hanya sekitar Rp 220.000. [Baca: Firasat Buruk Ahok pada DPRD Bermula dari Rapat Paripurna...]

Kondisi yang dihadapi oleh PNS DKI saat ini, kata Lasro, bisa dijadikan pelajaran bagi pegawai untuk mengelola keuangannya. PNS DKI, kata Lasro, bisa lebih bersyukur dalam menghadapi persoalan ini.

Hal itu mengingat selama ini PNS DKI selalu memiliki kondisi finansial yang baik. "Jadi ini suatu pelajaran. Tuhan itu sangat cinta sama manusia. Supaya dia enggak terus selalu percaya diri, akhirnya diberikan waktu rehat sejenak. Supaya dia bisa mengoreksi lantas memperbaiki diri. Supaya dia bisa bersyukur kembali. Gitu ya. Jadi tidak ada problem (soal gaji PNS) menurut saya," ujar Lasro.

Akan tetapi, Lasro berharap tidak ada PNS DKI yang "bandel" akibat keterlambatan TKD ini, misalnya menerima gratifikasi.

Bagi Lasro, tindakan tersebut bukan hanya mengkhianati visi dan misi Pemprov DKI, melainkan juga mengkhianati masyarakat Jakarta.

"Bukan hanya sekadar mengkhianati visi misi Pemprov. Memang dari mana dia makan selama ini? Dari mana emas yang dia jual tadi? Dari mana dia dipercaya untuk ngutang? Dari rakyat Jakarta," ujar Lasro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com