Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh APBD, Antisipasi Banjir Jakarta Pakai Anggaran Ini

Kompas.com - 24/02/2015, 18:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono mengklaim program unggulan antisipasi banjir Ibu Kota tidak akan terhambat akibat kisruh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2015. 

Sebab, kata dia, masih ada anggaran mendahului yang bisa digunakan untuk melakukan pengerjaan rutin seperti pengerukan atau perawatan pompa.

"Kami ada anggaran mendahului. Ada untuk pengerukan, perawatan, termasuk soal pembebasan tanah kami juga suka koordinasi dengan wali kota terkait," ujar Agus di Balai Kota, Selasa (24/2/2015).

Penggunaan anggaran mendahului itu berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 211 Tahun 2014 tentang Pengeluaran Daerah Mendahului Penetapan APBD 2015.

Di sana disebutkan, sebelum APBD cair, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bisa menggunakan anggaran mendahului sebesar 30 persen dari total APBD DKI 2015. [Baca: Ahok: Orang Jakarta Kaya-Kaya, Bukan Penuntut]

Dari jumlah itu, menurut Agus, sudah dapat mencukupi pembiayaan program hingga bulan Juni 2015 mendatang. Hal ini dibuktikan dengan pengerukan di Pasar Ikan dan Pluit Jakarta Utara.

"Kalau (anggaran mendahului) mau dicukupkan bisa. Kan kami melihat, anggaran mendahului utamanya pengerukan dan perawatan pompa. Karena memang vitalnya di situ," kata Agus. 

Kegiatan yang menggunakan anggaran mendahului dilaksanakan secara swakelola. Sebab pekerjaannya tidak terlalu besar, termasuk juga sudah memiliki alat berat sendiri. [Baca: Ahok Tanggapi Tudingan APBD Tak Kunjung Cair akibat Gaji Fantastis PNS DKI]

Contohnya operasional pompa yang dilakukan oleh operator biasa dan hanya membeli solar untuk mengoperasikannya.

Apalagi saat ini hujan sudah mulai mereda sehingga pompa pun bisa bekerja dengan normal. "Kalau gaji pekerja, itu tidak boleh stop dan masuk anggaran mendahului juga," ujarnya.

Sementara untuk pembangunan proyek serta infrastruktur masih dalam proses lelang dan diperkirakan bulan Juni fisiknya baru bisa dimulai. Pengeluaran daerah yang diperbolehkan menggunakan anggaran mendahului adalah gaji dan tunjangan PNS, Gubernur, dan Wakil Gubernur.

Kemudian pembayaran tunjangan kinerja daerah (TKD), honor pegawai tidak tetap, pembayaran telepon, air, listrik, internet (TALI), gas, jasa kebersihan, dan anggaran darurat untuk korban bencana alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com