"Ini dinamika, kita masih belum bulat 100 persen, masih ada beberapa yang istilahnya kesimpulan cara pandang yang belum clear juga. Itu risiko dan dinamika politik," ujar Muallif di DPRD DKI, Kamis (26/2/2015).
Namun, dia tidak mengungkapkan apakah ada anggota fraksinya yang belum sepaham, tetapi tetap ikut tanda tangan. Menurut Muallif, hal itu sesuatu yang lumrah.
Dia mengakui, pengajuan hak angket oleh anggota DPRD DKI bisa memperkeruh hubungan DPRD DKI dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Akan tetapi, dia menilai itu sebagai risiko yang harus ditempuh demi perubahan Pemprov DKI sendiri.
"Kami tidak ada secara pribadi (masalah) dengan Bapak Ahok ini, segala macam tidak ada. Jadi, ini untuk kepentingan masyarakat," ujar Muallif.
Seperti diberitakan, DPRD DKI Jakarta menyetujui pengajuan hak angket terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dalam sidang paripurna yang diadakan pada Kamis siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.