Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kecamatan Cuma Ada 4 Komputer, Buat Apa UPS Seharga Rp 4,22 Miliar?

Kompas.com - 02/03/2015, 11:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 56 kelurahan dan delapan kecamatan di Jakarta Barat dianggarkan menjadi penerima UPS masing-masing senilai Rp 4,22 miliar. Sejumlah camat mengaku tidak pernah mengusulkan pengadaan alat pemasok daya tanpa gangguan tersebut.

Pengadaan UPS tersebut berada dalam Rancangan APBD 2015 versi DPRD DKI Jakarta. Dari dokumen RAPBD versi DPRD DKI yang diterima Kompas.com, pengadaan UPS untuk kelurahan dan kecamatan di Jakarta Barat tersebut tidak ada kode SKPD. (Baca: DPRD Juga Usulkan 56 Kelurahan di Jakbar Dapat UPS Seharga Rp 4,2 Miliar)

Dilansir dari Harian Kompas, Senin (2/3/2015), Camat Tambora, Jakarta Barat, Mursidin, mengaku terkejut. Dia mengaku, pihaknya tidak pernah mengusulkan pengadaan alat yang berfungsi sebagai satu daya alternatif itu. Apalagi, di kantor Kecamatan Tambora hanya ada empat unit komputer. Pengadaan UPS dengan anggaran sebesar itu dianggap kurang bermanfaat.

"Kami tidak pernah tanda tangani usulan pengadaan UPS. Usulan itu pun tidak muncul di musyawarah rencana pembangunan kecamatan," katanya.

Dana senilai Rp 4,2 miliar, menurut Mursidin, lebih baik digunakan untuk pembangunan yang berdampak langsung bagi masyarakat, seperti penanganan genangan dan banjir, normalisasi saluran air, serta penambalan jalan rusak.

Hal senada diungkapkan Camat Cengkareng, Jakarta Barat, Ali Maulana Hakim. Menurut Ali, tidak pernah ada usulan UPS melalui forum musrenbang ataupun inisiatif dari kecamatan. Pengadaan UPS pun tidak termasuk program prioritas karena hanya ada sekitar 10 komputer di kantor kecamatan. Bahkan, pegawai pun lebih banyak menggunakan laptop yang masih bisa dipakai saat listrik padam.

"Memang itu cukup penting, tetapi bukan prioritas karena di tempat kami jarang mati listrik," ujar Ali.

Khusus untuk pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), menurut Ali, pelayanan masih bisa dioptimalkan dengan laptop. Karena menggunakan daya baterai, data di laptop cenderung lebih mudah diamankan saat listrik padam. Dana Rp 4,2 miliar lebih baik untuk penanganan banjir mengingat wilayah Cengkareng termasuk rawan banjir.

Ada juga sejumlah mata anggaran lain yang dinilai tak perlu. Sejumlah kantor kecamatan dan kelurahan di Jakarta Utara, misalnya, mendapat alokasi dana untuk pengadaan audio-visual masing-masing Rp 810 juta. Kecamatan Penjaringan salah satunya.

Menurut Wakil Camat Penjaringan Abdul Khalit, pihaknya tidak pernah mengusulkan alat itu. Khalit bahkan tidak mengerti seperti apa alat yang dimaksud, bagaimana bentuknya dan kegunaannya. (Baca: Menelusuri Perusahaan Pemenang Tender Pengadaan UPS Sekolah di DKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com