Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Kebon Jeruk: Saya Enggak Tahu Apa Itu UPS

Kompas.com - 02/03/2015, 12:06 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Camat Kebon Jeruk Agus Triono mengaku tidak tahu apa yang dimaksud dengan uninterruptible power supply (UPS) atau pemasok daya tanpa gangguan.

"UPS, kita enggak tahu bentuknya kayak gimana, fungsi kayak gimana," ujar Agus kepada Kompas.com, Senin (2/3/2015).

Agus menjelaskan bahwa dia beserta semua staf di Kecamatan Kebon Jeruk tidak pernah mengusulkan pengadaan UPS tersebut. Terlebih lagi, dia tidak tahu fisik barangnya seperti apa sehingga tidak mungkin Kecamatan Kebon Jeruk mengusulkan harga Rp 4,2 miliar untuk satu perangkat UPS, seperti yang tertera dalam RAPBD DKI tahun anggaran 2015 versi DPRD. [Baca: DPRD Juga Usulkan 56 Kelurahan di Jakbar Dapat UPS Seharga Rp 4,2 Miliar]

Agus menambahkan, pada Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2014 lalu, usulan-usulan dari masyarakat meliputi masalah keseharian, seperti perbaikan jalan, sarana dan prasarana, serta fasilitas penunjang kehidupan masyarakat di wilayah tersebut. Sementara itu, UPS merupakan alat yang masih asing bagi mereka, dan keberadaannya tidak terlalu dibutuhkan.

Sebelumnya, Camat Cengkareng Ali Maulana Hakim juga mengatakan hal senada. Menurut Ali, proses untuk menganggarkan sesuatu dimulai dari usulan di masyarakat. Sementara itu, UPS bukan hal penting bagi masyarakat. [Baca: Warga Minta Perbaikan Jalan, Bukan UPS Seharga Rp 4,22 M]

"UPS ini kan fasilitas kantor, bukan masyarakat yang usulkan. Tidak ada dalam Musrenbang 2014 lalu," tutur Ali kepada Kompas.com, Senin (2/3/2015).

Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan dokumen RAPBD 2015 versi DPRD yang diterima Kompas.com, besaran anggaran pengadaan UPS untuk 56 kelurahan dan 8 kecamatan di Jakarta Barat adalah Rp 4.220.000.000. [Baca: Di Kecamatan Cuma Ada 4 Komputer, Buat Apa UPS Seharga Rp 4,22 Miliar?]

Dengan harga Rp 4.220.000.000 per UPS, berarti total anggaran untuk pengadaannya mencapai Rp 270.080.000.000. Usulan proyek pengadaan UPS untuk kecamatan dan kelurahan itu, yang dicantumkan dari lembar 190 hingga 192 RAPBD, merupakan hasil pembahasan di Komisi A DPRD.

Di setiap lembar terdapat paraf Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris Komisi A. Hasil pembahasan itu ditandatangani di Jakarta pada 27 Januari 2015. Yang membubuhkan tanda tangan adalah pimpinan Badan Anggaran, Ir H Triwisaksana Msc; Ketua Komisi A H Riano P Ahmad; Wakil Ketua H Petra Lumbun SH MH; serta Syarif M SI selaku sekretaris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com