Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Menduga Kasus Pelecehan Seks di Saint Monica Rekayasa

Kompas.com - 04/03/2015, 15:24 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah guru dari sekolah Saint Monica menduga kasus pelecehan seksual di sekolah tersebut hanya rekayasa. Sebab, pihak guru merasa ada banyak kejanggalan yang tidak masuk akal terkait kasus tersebut.

"Saya yakin ada sesuatu di balik kasus ini. Tetapi, dugaannya ada banyak faktor, bisa sakit hati ke sekolah atau lainnya," ujar salah satu guru TK Saint Monica, Santi (42), di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rabu (4/3/2015).

Santi juga mengkhawatirkan, profesi guru rentan untuk dilaporkan terkait sejumlah kasus. Sehingga, menurut Santi, tidak ada lagi apresiasi terhadap guru sebagai pendidik. [Baca: Tiba di Pengadilan, Miss H Disambut Puluhan Guru]

"Bararti profesi guru jadi tidak aman alias jadi riskan. Nanti setiap ada sesuatu bisa lapor polisi guru dipenjara," kata Santi yang mengaku sudah tujuh tahun mengajar di Saint Monica.

Guru lainnya, Maria (29), mengaku kasus ini cukup sensitif terhadap guru secara umum. Khususnya untuk guru TK yang lebih intens dan banyak bersentuhan fisik terhadap muridnya.

Maria berharap ada perlindungan khusus bagi guru agar tidak selalu menjadi objek penderita dalam kasus pelecehan murid.

"Harus ada perlindungan dari PGRI dan sejenisnya. Seandainya, kasus ini menang bisa makin merajalela laporan terhadap guru. Nantinya, malah makin ada batasan antara guru dan murid," ucap Maria.

Saat ini, Miss H selaku tersangka kasus pelecehan murid TK Saint Monica sedang menunggu sidang perdana di Pengadilan Jakarta Utara.

Korban berinisial L, diduga telah dilecehkan Miss H berkali-kali, sehingga pihak korban melaporkan tersangka dengan Pasal 82 Undang-Undang RI tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com