"Dari pihak sekolah rencananya nanti bulan April akan dibangun tetapi kenyataannya sekarang kita enggak tahu persis. Sekarang pemerintah lagi begitu, bagaimana ya belum ada kepastian," ujar Nanang, staf sarana dan prasarana sekaligus guru di SMA Negeri 55, Jumat, (6/3/2015).
Nanang menambahkan, rencana pembangunan kembali sekolah diketahui pihak SMA Negeri 55 setelah menemui Dinas Pendidikan terkait mangkraknya renovasi gedung sekolah mereka.
Nanang menuturkan, sebelumnya renovasi SMA Negeri 55 telah direncanakan sejak tahun 2007, namun rencana tersebut tak kunjung dijalankan hingga Agustus 2013.
Proses renovasi sekolah ternyata tidak berjalan lancar, pada November 2013 renovasi berhenti dan tidak dilanjutkan hingga sekarang. [Baca: Basuki Tak Mau Rehab Bangunan Sekolah Rusak]
"Itu memang mau direnovasi total. Saya tidak tahu persis kenapa, yang jelas kalau dilihat secara fisik sekolah itu masih bagus," kata Nanang pada Kompas.com.
Tidak maksimal
Mangkraknya renovasi bangunan sekolah mengakibatkan proses belajar mengajar SMA Negeri 55 tidak maksimal. Kegiatan belajar SMA Negeri 55 saat ini dipindahkan ke SD 05 Pengadegan.
Para siswa yang tadinya mulai belajar pada pukul 06.30 WIB terpaksa baru dapat mulai pada 13.00 WIB karena bergantian kelas dengan para siswa SD.
Penggunaan kelas secara bergantian tersebut mengakibatkan pada berkurangnya jam belajar para siswa di sekolah.
Bila normalnya satu jam pelajaran membutuhkan waktu 45 menit, kini para guru hanya memiliki waktu sekitar 35 menit.
"Saya kasih ulangan 50 soal dalam waktu 60 menit itu enggak selesai. Ya kadang saya minta waktu guru lain. Gurunya juga dengan terpaksa kasih. Ya bagaimana? Kita harus sharing," ucap Nanang yang juga mengajar bahasa inggris di SMA Negeri 55.
Kendati demikian, Nanang mengungkapkan para guru tetap semangat demi memajukan siswa-siwa SMA Negeri 55.
Ke depannya Nanang berharap agar pemerintah konsisten dalam menangani permasalahan ini. "Kita maunya pemerintah konsisten, jangan hanya memikirkan ego mereka. Bayangkan, sudah hampir dua tahun lho kita di pengungsian," ucap Nanang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.