Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Perusahaan Lelang UPS di Dinas Pendidikan yang Sengaja Kalah

Kompas.com - 09/03/2015, 14:46 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan perusahaan yang sengaja kalah dalam lelang uninterruptible power supply (UPS) di Dinas Pendidikan tahun 2014. Dalam lelang tersebut perusahaan yang sengaja kalah itu dianggap untuk kepentingan di belakanganya.

"Kami melihat beberapa perusahaan yang ikut tender UPS ini sengaja untuk kalah," kata Program Manajer Pelayanam Publik ICW, Febri Hendri di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (9/3/2015).

Febri mencontohkan, perusahaan yang sengaja kalah seperti Nuswantoro. Dalam temuan ICW, perusahaan tersebut pernah mengajukan lelang sebanyak sembilan kali. Namun, semuanya tidak pernah menang.

"Misalkan perusahaan Nuswantoro mengajukan lelang sebanyak sembilan kali. Dari sembilan kali dia enggak pernah menang. Seharusnya dia bisa menang," kata Febri.

Dari temuan ICW, harga yang ditawarkan perusahaan tersebut berkisar Rp 5,7 miliar. Namun, perusahaan yang menang di tender yang sama ada yang melakukan penawaran sebesar Rp 5 miliar. [Baca: ICW: 39 Perusahaan Pemenang Lelang UPS di Dinas Pendidikan Bermasalah]

"Paling rendah kan harga penawaran Rp 5,7 miliar. Seharusnya kan menang. Soalnya ada perusahaan luar yan melakukan penawaran Rp 5 miliar tetapi menang," ujarnya.

Ia menduga tender itu sudah diatur untuk sengaja kalah. Sehingga perusahaan-perusahaan yang sudah diatur untuk menang terlihat sah dengan adanya perusahaan kompetitor dalam lelang.

"Karena tender itu sudah di-setting sedemikian rupa. Bahwa yang ikut tender itu perusahaan-perusahaan ini dan yang ditentukan menang siapa saja," kata Febri.

Febri tak membantah ada komisi yang diberikan pada perusahaan-perusahaan yang sengaja kalah. Nominalnya diperkirakan tidak jauh dari komisi yang didapat dari pemenang tender.

"Kami menengarai ada komisi terhadap perusahaan yang kalah. Biasanya 2 sampai 5 persen untuk kalah. Kalau untuk pemenang sedikit lebih tinggi ya sekitar 10 persen dari total anggaran," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com