Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2015, 13:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim hak angket meminta konsultan program e-budgeting, Gagat Wahono, memperlihatkan beberapa dokumen yang berkaitan dengan kerja sama antara Gagat dan Pemerintah Provinsi DKI terkait sistem e-budgeting.

Hal ini dikatakan Ketua Tim Hak Angket Muhammad "Ongen" Sangaji saat akhir rapat hak angket. "Ada beberapa catatan yang harus disiapkan Pak Gagat, bisa minta dibantu Pak Sekwan juga," ujar Ongen di DPRD DKI, Rabu (11/3/2015).

Ongen mengatakan dia meminta Gagat menunjukkan surat kontrak dengan Pemerintah Provinsi DKI dan surat tugas dia. Tim hak angket juga meminta Gagat memperlihatkan slip pembayaran empat orang konsultan e-budgeting.

Sebenarnya, tim hak angket telah meminta Gagat untuk menunjukkan dokumen tersebut dalam rapat. Akan tetapi, Gagat tidak membawanya. Ketika rapat usai, Ongen mengatakan timnya ingin melihat seperti apa kontrak yang dibuat antara Pemprov DKI dengan Gagat.

Saat rapat, Gagat mengatakan bahwa sistem e-budgeting yang digunakan Pemprov DKI diberikan secara gratis. Menurut Ongen, agak aneh jika sistem e-budgeting diberikan secara gratis kepada Pemprov DKI. Hal inilah yang memb uat tim hak angket tertarik untuk mengetahui isi kontrak antara kedua pihak.

"Katanya sistem dikasih gratis buat DKI. Ikhlas. Sistem sebesar ini dikasih gratis bahaya ini, setahu saya, sistem iPhone aja bayar loh, kok malah sistem e-budgeting buat anggaran kita yang Rp 73 triliun itu gratis?" ujar Ongen.

Ongen mengatakan jika sistem diberikan gratis, seharusnya Gagat tidak memiliki tanda terima pembayaran untuk empat konsultan dari Pemprov DKI. Akan tetapi, Gagat mengatakan memiliki tanda terima pembayaran tersebut.

"Nah makanya itu kita bingung. Gratis atau enggak," ujar Ongen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com