Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakultas Farmasi UI Akui Minimnya Fasilitas Lab

Kompas.com - 18/03/2015, 00:04 WIB
Ai Chintia Ratnawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia mengakui bahwa sarana dan prasarana kampus masih belum memadai. Laboratorium Kimia Kualitatif FF UI, misalnya, dikatakan tidak memiliki pengatur suhu.

"Mudah-mudahan pemerintah bisa membantu," ujar Dekan FF UI Mardi Jufri, Selasa (17/3/2015).

Sementara itu, Kepala Humas FF UI Devfanny Aprilia Artha mengakui, jumlah mahasiswa yang diterima tidak diimbangi dengan penambahan sarana dan prasarana. Insiden ledakan yang bersumber dari labu distilasi pada Senin (16/3/2015), kata Devfanny, akan menjadi bahan evaluasi pihak kampus.

Seperti diwartakan, ledakan terjadi lantaran suhu yang terlalu tinggi. Akibatnya, 15 mahasiswa menjadi korban. Lima di antaranya mendapatkan perawatan intensif akibat insiden itu. Bahkan, seorang korban, Citra Sari Purbandini, mendapat luka cukup serius karena pecahan kaca masuk ke bagian matanya.

Dalam distilasi atau penyulingan itu, mahasiswa diminta memisahkan campuran asam, fenol, alkohol, dan air dalam labu distilasi 500 mL. Suhu yang dibutuhkan untuk memisahkan alkohol dari campuran itu 60-70 derajat celsius.

Namun, salah satu kelompok, yakni kelompok A5, terus memanaskan labu hingga suhu 100 derajat celsius dan cairan di dalam labu hampir kering. Tekanan dan suhu yang tinggi menyebabkan labu meledak dan serpihannya berhamburan mengenai mahasiswa.

Mahasiswa yang melakukan praktikum hanya mengenakan jas laboratorium dan tidak menggunakan peralatan keselamatan lain, seperti masker, kacamata, dan sarung tangan, karena berpikir zat kimia yang digunakan selama praktikum tidak berbahaya.

Praktikum diawasi tiga dosen, tiga asisten dosen, seorang laboran, dan seorang teknisi. "Sebenarnya jumlah mahasiswa yang praktikum melebihi kapasitas sehingga pengawasan selama praktikum tidak maksimal," ujar Devfanny.

Diduga ada kelalaian

Seorang dosen pada Jurusan Kimia UI mengatakan, ada unsur kelalaian dari insiden tersebut.

"Kejadian ini memang kecelakaan. Tetapi, ini juga keteledoran karena pengawasannya minim," ujar dosen yang enggan disebut namanya.

Sumber tersebut mengatakan, sebelumnya juga terjadi ledakan di Laboratorium Kimia pada 5 Februari lalu. Dalam ledakan tersebut, satu karyawan mengalami luka ringan. Kejadian ledakan yang terulang menunjukkan adanya kelalaian dalam aktivitas di laboratorium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com