Menurut Devfanny, salah satu prosedur tersebut adalah memakai peralatan yang lengkap demi keselamatan praktikum. "Seharusnya para mahasiswa tersebut memakai jas laboratorium, sarung tangan karet hingga di bawah siku, memakai masker, serta kacamata," ujar Devfanny.
Devfanny melanjutkan, saat praktikum, dosen tidak bertindak tegas kepada mahasiswanya karena praktikum yang dilakukan dinilai sebagai praktikum sederhana dan tidak menyebabkan bahaya besar.
"Karena tingkat bahaya dari praktikum ini kecil, enggak menyangka bisa melukai praktikan. Mahasiswa tidak memakai kacamata. Jika menggunakan kacamata, mungkin (ledakan) tidak akan melukai mata praktikan," ujar dia.
Devfanny juga menegaskan, tidak ada sanksi yang diberikan kepada ketiga dosen yang saat itu membimbing praktikum tersebut. "Tidak ada sanksi karena kami sudah tahu letak lalainya di mana dan kesalahannya apa," kata Devfanny.
Ledakan di laboratorium Kimia Kualitatif FFUI diakibatkan panas berlebih (overheat) saat 70 mahasiswa angkatan 2013 melakukan praktikum distilasi, Senin (16/3/2015) pagi. Akibatnya, 15 mahasiswa menjadi korban. Dua di antaranya terkena pecahan kaca di bagian mata, sedangkan 13 lainnya luka ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.