Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Penyebab Bestari Barus Berseteru dengan Anggota DPRD?

Kompas.com - 19/03/2015, 17:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Nasdem, Bestari Barus, keluar dari ruang VIP di samping ruang serbaguna, Gedung DPRD DKI, Kamis (19/3/2015). Sebelum Bestari keluar, terjadi perseteruan yang diduga terjadi di dalam ruang VIP tersebut.

Pantauan Kompas.com, dengan tergesa-gesa dan wajah kesal, Bestari berjalan menuju lift. Awak media pun mencoba mengejar Bestari untuk mengonfirmasi kejadian tersebut. Akan tetapi, Bestari langsung mempercepat langkahnya.

Dia menggelengkan kepala dan melambaikan tangannya, tanda bahwa ia tidak ingin diwawancarai. "Enggak, enggak," ujar Bestari yang menolak berkomentar. [Baca: Terdengar Suara Bentakan di Ruang VIP, Ketua DPRD dan Bestari Barus Keluar]

Suara keras terdengar dari dalam ruang VIP di sebelah ruang rapat serbaguna di Gedung DPRD DKI. Anggota Dewan memang akan mengadakan rapat internal Badan Anggaran di ruang rapat serbaguna tersebut.

"Ngapain lu di sini," ujar salah seorang anggota Dewan dari dalam ruang VIP. Akan tetapi, tidak dapat dipastikan siapa anggota Dewan yang mengatakan itu.

Menurut PNS yang bertugas di lingkungan DPRD DKI, ada perseteruan yang terjadi di dalam ruangan. [Baca: Hadiri "Input E-budgeting", Bestari Barus Ditegur Anggota DPRD Lain]

Semua berawal ketika Bestari Barus masuk ke ruang VIP.

Berdasarkan penjelasan sumber Kompas.com, Bestari menyapa semua anggota Dewan yang ada di ruangan itu. Di dalam ruangan itu, ada Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana, anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra Prabowo Soenirman, dan anggota Dewan lain.

Setelah itu, ada salah satu anggota Dewan yang menyindir Bestari. Diduga, sindiran itu karena Bestari terlihat akrab dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Ya enggak begitulah," ujar sumber yang menirukan suara Bestari.

Menyikapi hal ini, anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra, Prabowo Soenirman, mengatakan bahwa memang ada anggota Dewan yang memiliki kepentingan pribadi dalam kisruh APBD ini. Hal itulah yang membuat ia dan anggota Dewan lain mengingatkan Bestari Barus.

"Ada juga teman-teman kita yang secara pribadi mencari kepentingan untuk dia sendiri dengan hadir ke sana kemari, ya kita tegur. Nah semuanya juga ikut negor, jadi ya biasalah ada percikan. Ada yang enggak suka ditegur. Ya biasalah, emosional juga sesaat," ujar Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com