Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Curiga Permainan Anggaran Justru Datang dari Pejabat Eselon IV

Kompas.com - 23/03/2015, 08:01 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus korupsi pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS) di sekolah-sekolah di DKI Jakarta yang mencuat belakangan diduga kuat merupakan permainan pejabat pegawai negeri sipil (PNS) yang duduk di eselon IV.

Hal tersebut dilontarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dalam rapat pemasukan e-budgeting di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/3/2015) lalu.

Basuki rapat bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk membahas hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri.

Di rapat itu, Basuki berpesan kepada SKPD untuk tidak terperdaya oleh pejabat eselon IV untuk memasukkan anggaran yang sebenarnya tidak diperlukan. Basuki mencurigai permainan anggaran justru datang dari pejabat eselon IV.

"Jangan sampai Anda-anda yang di Dinas diajari oleh Sudin. Jangan diajarin pula oleh eselon IV," kata Basuki.

Ia pun menyinggung soal kasus pengadaan UPS. Alat tersebut sebetulnya tidak terlalu diperlukan untuk digunakan di sekolah-sekolah. Karena itu, Basuki menilai adanya permainan dari pejabat eselon IV.

"Itu ups itu yang mengisi eselon IV lho kata polisi. Ada eselon IV yang enggak mau naik ke eselon III. Karena apa? Lebih basah. Eselon IV saja sudah bisa dapat miliaran rupiah kok," kata dia.

Diketahui, eselon IV adalah pejabat selevel kepala seksi. Jika mengacu pada kasus korupsi UPS, maka kepala seksi yang berperan adalah kepala seksi sarana dan prasana Suku Dinas Pendidikan Menengah.

Dalam kasus tersebut, kepala seksi sarana dan prasarana juga berperan sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan alat catu daya listrik bebas hambatan tersebut.

Basuki mengaku sudah mengetahui adanya permainan anggaran di pejabat eselon IV sejak lama. Namun, saat itu mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih menahannya.

Kini, Basuki berharap dengan era baru pengelolaan angggaran dengan e-budgeting, maka tidak ada lagi pihak yang bisa "bermain". Terutama dalam hal penggelembungan (mark up) ataupun pengadaan barang-barang yang tidak dipakai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com