"Saya kenal-kenal banget sih enggak sih karena dia juga tertutup. Enggak pernah bergaul sama tetangga," kata Esty, tetangga AM, (23/3/2015).
Esty menambahkan, AM beserta keluarga juga jarang mengikuti kegiatan lingkungan seperti arisan. "Warga sempat curiga, kok dia enggak pernah kumpul. Enggak pernah ikutan sama yang lain gitu kan. Istrinya juga jarang keluar rumah," tambah Esty saat ditemui di salah satu cluster perumahan Legenda Wisata, Cileungsi, Bogor.
Hal senada diungkapkan Roib, satpam di cluster tempat tinggal AM. Ia mengakui sempat beredar isu keterlibatan AM dengan ISIS. Namun warga menganggapnya sebagai gosip karena tidak ada bukti. "Sejak ada penggerebegan pertama baru warga pada tahu," ujar Roib.
Menjemput tamu
Selain warga, para satpam di lingkungan perumahan itu juga menaruh curiga karena AM kerap menjemput tamunya sehingga satpam enggan memeriksa identitas mereka.
"Jadi masuknya sama dia. Kita juga enggak enak mau periksa identitasnya. Biasanya kalau ada tamu kita minta KTP-nya," jelas Mul, satpam lainnya yang juga bekerja di lingkungan rumah AM.
Kendati demikian, para satpam tidak dapat berbuat banyak karena tidak ada bukti yang mendukung kecurigaan mereka. Mul menambahkan bahwa hal tersebut dilakukan setelah penggerebegan pertama terhadap AM.
Penggerebekan
Sebelum ditangkap pada Sabtu, (21/3/2015), AM pernah mengalami hal serupa pada Desember 2014. Saat itu, rumahnya digerebek karena ia dituduh membantu enam WNI yang diduga ingin bergabung dengan ISIS.
"Kalau yang Desember 2014 itu karena enam orang yang enggak jelas itu karena kita menampung mereka yang mau berangkat ke Suriah. Kita dituduh macam-macam," jelas Wi, istri AM.
AM dilepaskan karena terbukti tidak bersalah. Wi menjelaskan, sebenarnya AM tidak mengenal enam orang tersebut. Namun AM dan Wi tetap menampung mereka dengan alasan menolong sesama.
"Ya, suami saya melakukan itu karena tahu enggak melanggar hukum. Kalau menolong itu kan kita juga dapat pahala," ucap Wi.
Sebelumnya diberitakan, lima orang yang diduga memiliki peranan terhadap kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), ditangkap polisi pada Sabtu (21/3/2015) malam. Kelimanya ditangkap di empat tempat berbeda, yakni Cisauk (Kabupaten Tangerang), Petukangan (Jakarta Selatan), Tambun (Kabupaten Bekasi), dan Gunung Putri (Bogor).
"Tersangka atas nama MF, AP alias M, J alias EK, AM, dan F. Hari ini kita juga melakukan penggeledahan di semua tempat itu," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Unggung Cahyono, Minggu (22/3/2015) sore.
AM sendiri diduga menjadi fasilitator dan mendanai para warga negara Indonesia (WNI) yang ingin bergabung dengan ISIS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.