Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disekap dan Dijadikan Budak Seks Selama 32 Hari

Kompas.com - 26/03/2015, 13:31 WIB
Ai Chintia Ratnawati

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com
 — DO (24), warga Sukabumi, mengaku disekap di rumah kontrakan di RT 03/RW 03 Kelurahan Cipayung, Kecamatan Batu Raja, Depok, selama 35 hari oleh ES, alias Keong. Selain disekap, dia juga mengaku dianiaya dan diperkosa.

DO dan ES kali pertama bertemu di Bogor pada 19 Februari silam untuk berbisnis batu akik. Dari Bogor, ES mengajak DO ke Depok dengan alasan untuk survei lokasi jualan batu akik.

"Tadinya saya mau ke Jawa bertemu seseorang untuk bisnis batu akik. Namun, ES mengajak saya ke Depok dengan alasan survei tempat bisnis. Saya percaya saja," kata DO di Mapolres Depok, Selasa (24/3/2015).

Sesampainya di Depok, DO diminta ES menunggu temannya yang akan mengantarkan mobil. Mobil tersebut akan digunakan oleh ES dan DO ke Jawa. Hingga malam hari, ternyata teman yang dimaskud ES tak kunjung tiba. Akhirnya, ES meminta DO menunggu di Hotel Oliarta.

Menunggu hingga pukul 02.00 dini hari, keesokan harinya, DO dan ES akhirnya memesan kamar. ES beralasan ingin mandi. Akhirnya, keduanya mengobrol dalam kamar hingga ES ketiduran. Saat temannya datang, ES malah mengusirnya.

"Malam itu saya diperkosa oleh ES. Jika tidak mau, dia akan membunuh saya pakai pistol," cerita DO.

Selain diancam akan dibunuh, ES juga mengancam akan menyebarkan video hubungan intim mereka, yang menurut ES direkam olehnya.

Setelah kejadian tersebut, DO diajak ke rumah kontrakan ES. Selama 32 hari di rumah kontrakan itu, DO sering diancam akan dibunuh jika tidak menuruti keinginan ES. Dia mengaku disiksa secara fisik, termasuk secara seksual.

"Dia sering mengancam mau membunuh saya pakai pisau, mencekik saya. Tiga hari yang lalu, saya pukul 03.00 pagi diseret ke rel kereta api. Di sana, ES mengajak saya untuk mati berdua, kemudian ES juga mengacungkan samurai ke punggung saya, sampai saya sujud-sujud minta maaf dan akan menuruti keinginan dia supaya dia tidak akan membunuh saya," tutur DO.

DO mengaku sering berteriak dan meminta tolong, tetapi tidak ada seorang pun yang mau menolongnya. Menurut DO, keluarga ES pun takut pada pria itu.

"ES sering menyeret saya di keramaian. Di sana banyak orang melihatnya, tetapi tidak ada yang mau menolong saya karena dia anggota ormas dan ditakuti," ujar DO.

DO baru bisa menyelamatkan diri ketika polisi menggerebek rumah kontrakan ES di Depok pada Senin (23/3/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com