Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Kecolongan Anggaran dari Dulu, Ahok Atur Strategi dengan Jokowi

Kompas.com - 27/03/2015, 13:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku sudah kecolongan anggaran sejak dulu, bahkan sejak menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun, ia dan Joko Widodo—saat menjadi Gubernur DKI—sengaja tidak membuka modus permainan anggaran yang terjadi antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan DPRD DKI. 

"Dari dulu juga kami sudah kecolongan, tetapi saya sama Pak Jokowi waktu itu diem-diem dulu nih," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (27/3/2015). 

Basuki mengaku berdiam diri karena tidak memiliki dukungan pemerintah pusat. Saat mereka memimpin Ibu Kota, mayoritas anggota DPRD DKI berasal dari Partai Demokrat. Begitu pula dengan komposisi pemerintah pusat.

Oleh karena itu, Jokowi bersedia dicalonkan menjadi presiden. Sebab, untuk mengatasi permasalahan Jakarta dan permainan anggaran, diperlukan kerja sama yang baik antara kepala daerah dan pemerintah pusat.

"Dulu, kami enggak ada presiden, kepala Polri, dan Kejagung. Kamu bisa bayangkan enggak, enggak ada presiden terus Kabareskrimnya enggak jujur. Mengerikan kan? Bisa-bisa kami yang ditangkap. Nah, kalau sekarang kan jelas kalau mau nangkapin orang," kata Basuki.

Seperti diketahui, Basuki menemukan adanya usulan anggaran siluman dalam RAPBD 2015 sebesar Rp 12,1 triliun. Anggaran siluman itu dalam bentuk pokok pikiran (pokir) DPRD yang diselipkan setelah rapat paripurna pengesahan. Bahkan, lanjut Basuki, pokir DPRD dari tahun 2012 hingga 2015 secara total mencapai Rp 43,6 triliun.

Basuki telah melaporkan hal ini kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan membawa bukti dokumen APBD 2012-2014 serta dokumen RAPBD DKI dan DPRD 2015. Selain itu, kasus penyalahgunaan pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) di APBD Perubahan 2014 telah dilimpahkan ke Bareskrim Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com