Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi yang Diduga Rasis Sebut Pengemudi Mobil dalam Kondisi Sakit

Kompas.com - 30/03/2015, 06:00 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Brigadir Kepala Hariyanto, anggota polisi dari Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Barat memberikan pengakuannya kepada Direktur Lalu Lintas Komisaris Besar Risyapudin soal penilangan terhadap seorang pengemudi mobil Huandra Limanau.

Atas penilangan tersebut, Hariyanto dituding melontarkan kata-kata bernada rasial terhadap Huandra. Namun, berbeda dengan keterangan versi Huandra dalam laman Facebooknya, Hariyanto justru mengaku tidak pernah melontarkan kata-kata rasial. Justru, dia mengatakan, Huandra sedang dalam perawatan psikiater.

"Saat itu ada seorang wanita yang menelepon ke ponsel pelanggar, dia bilang pelanggar sedang dalam perawatan," ujar Haryanto dalam video yang diunggah di Facebook TMC Polda Metro Jaya pada Minggu (29/3/2015) malam.

Ia juga menuturkan kronologis penilangan yang terjadi di Jalan Latumenten pada Rabu (25/3/2015) sekitar pukul 11.00 WIB tersebut. Menurut dia, penilangan terjadi karena pengemudi mobil melanggar aturan lalu lintas.

Setelah itu, dia pun memberikan surat tilang berwarna merah kepada Huandra. Namun, pria itu menolaknya dan meminta surat tilang berwarna biru.

"Padahal surat tilang berwarna biru seharusnya tidak langsung diberikan dan di surat tilang merah sudah saya tulis nama petugas dan pelanggarannya, tetapi malah dibuang oleh pelanggar ke jalan," tutur Hariyanto.

Menurut pengakuan Hariyanto, ia meminta surat izin mengemudi (SIM) dan surat-surat kendaraan Huandra. Namun, Hundra justru menarik-narik baju Hariyanto dan memotretnya dengan kamera ponsel.

Setelah itu, ketika mencoba menarik bajunya lagi, tangan Huandra pun ditepis oleh Hariyanto. Huandra langsung marah dan berkata, "Apa? Kamu bilang saya China?" Selanjutnya umpatan pun mengalir dari pria itu.

Mencari pelanggar

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, kepolisian saat ini tengah mencari identitas dari pengemudi. Hal itu untuk mengetahui status kesehatan darinya pula.

"Pengakuan anggota yang bilang pelanggar itu sakit kan perlu dibuktikan. Kami tidak bisa mengatakan demikian kalau belum tahu faktanya," ujar dia.

Karena itu, Martinus mengatakan, saat ini Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum (Gakkum) dan Satlantas Jakarta Barat sedang mencari fakta-fakta di lapangan untuk membuktikan pengakuan dari anggota tersebut. Ia mengatakan, saat ini kepolisian memang sedang diawasi oleh semua pihak. Maka, anggota tidak bisa bertindak sembarangan dan harus menunjukkan kinerja sebaik-baiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com