Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kasus Es Batu Beracun, Pedagang Minuman Beli dari Pabrik

Kompas.com - 30/03/2015, 16:24 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pascapenemuan pabrik es batu yang memproduksi es mengandung zat beracun di Jakarta pada pekan lalu oleh polisi, para pedagang minuman tetap menggunakan es batu buatan pabrik.

Para pedagang mengaku telah memastikan bahwa pabrik langganan mereka memproduksi es batu dengan benar. "Kita percayalah (kepada pabrik). Soalnya kita sudah lihat pabriknya langsung, bersih," ungkap Reno, seorang pedagang minuman capuccino di Plaza Blok M, Jakarta Selatan, Senin, (30/3/2015).

Reno menambahkan, pada awalnya ia sempat merasa takut akibat adanya es batu beracun yang diproduksi oleh pabrik. "Takutlah, takut customer pada kecewa," tambah Reno.

Senada dengan Reno, pedagang es buah bernama Tumini, juga masih menggunakan es batu produksi pabrik. "Selama ini enggak pernah sakit minum es itu. Saya juga minum enak-enak saja," kata Tumini.

Setiap hari Tumini bisa menggunakan seperempat hingga tiga per empat es balok dengan harga Rp 40.000 satu baloknya. Tumini memilih menggunakan es batu dari pabrik karena ia merasa repot bila harus membuatnya sendiri.

"Ya sebetulnya bisa saja bikin sendiri, tapi kan bikinnya di rumah mesti dibawa ke sini. Kalau di sini langsung diantar ada kotaknya," jelas Tumini.

Pedagang minuman lainnya, Kaso, mengaku selektif dalam membeli es batu. Kaso berlangganan es batu pada sebuah pabrik di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

"Kalau saya sampai sekarang belanja enggak sembarangan, pilih-pilih. Kalau (es batu dari pabrik) lagi habis, saya bikin sendiri. Daripada cari tempat lain belum tahu bersih apa enggak," ujar Kaso yang menjual minuman cincau.

Kaso mengatakan, sebagai pedagang, ia tidak bisa mempercayai pabrik es batu begitu saja. Namun, Kaso juga harus memastikan sendiri kebersihan pabrik tersebut. "Soalnya kan kita jualan buat banyak orang. Kita harus pertanggungjawabkan, jangan kita kasih orang air sembarangan," ucap Kaso.

Sebelumnya diberitakan, PT EU, perusahaan di Cakung, Jakarta Timur, yang memproduksi es batu mengandung zat berbahaya, diduga mendistribusikan produksinya ke seluruh Jakarta, Jumat (27/3/2015).

Menurut Kapolsek Setiabudhi, Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru, pihaknya mendapatkan catatan daftar wilayah distribusi es balok tersebut. "Dari daftar distribusi tersebut es balok itu dikirim ke wilayah Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Barat dan Selatan," kata Audie kepada Kompas.com, Jumat (27/3/2015).

Audi menambahkan, tidak menutup kemungkinan ada korban lain di wilayah Jakarta. PT Elsa Utama memproduksi es balok sejak tahun 2.000 dengan air yang diambil dari Kalimalang. Zat-zat kimia berbahaya itu digunakan untuk menjernihkan air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com