Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organda: Kita Kan Repot kalau Bolak-balik Penyesuaian Tarif Angkutan

Kompas.com - 30/03/2015, 17:40 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI mengaku kebingungan apakah akan menaikkan tarif angkutan umum atau tidak. Pemikiran tersebut mengacu pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar sebesar Rp 500 pada Sabtu (28/3/2015) pukul 00.00 WIB.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda DKI Shafruhan Sinungan menuturkan, kemungkinan bulan depan akan ada kenaikan harga BBM jenis solar dan premium lagi. Sementara itu, sebelumnya sudah ada kenaikan harga BBM dan dampaknya langsung dirasakan oleh pengemudi angkutan umum.

Saat ini, Organda belum menentukan penyesuaian tarif dengan berbagai pertimbangan. "Berdasarkan informasi yang saya peroleh, kalau dollar (US) masih bertengger di Rp 13.000-an pada bulan April, (harga) BBM akan naik lagi Rp 500. Nah, ini kan kita repot bolak-balik penyesuaian tarif," tutur Shafruhan, Senin (30/3/2015).

Di satu sisi, tambah Shafruhan, dampak kenaikan harga BBM sangat dirasakan sopir angkutan umum. Dia juga mengaitkan hal tersebut dengan sistem setoran yang dibebankan kepada tiap-tiap sopir.

Shafruhan menjelaskan, sistem setoran sopir angkutan umum erat hubungannya dengan biaya operasional, seperti bensin. Biaya itu merupakan tanggung jawab sopir atau pengemudi.

Dengan kenaikan harga BBM, sopir yang biasa isi BBM per hari 20 liter akan sangat terasa berat meski kenaikan hanya Rp 500 per liternya. Belum dikurangi dengan setoran setiap harinya yang mencapai ratusan ribu rupiah.

Para sopir pun ada yang terlebih dahulu menaikkan tarif sendiri kurang lebih Rp 500 dan ada yang masih bertahan dengan tarif lama.

Shafruhan mempertanyakan, apakah beban pengemudi yang dia tanggung, seperti uang BBM, tetap dikenakan kepada pengemudi atau malah dibebankan kepada penumpang. Hal ini yang menurut dia masih belum jelas kebijakannya seperti apa.

"Kalau kita menyesuaikan tarif kan butuh waktu, tapi apakah bisa pengemudi itu menunda waktu? Sementara dia langsung merasakan beban itu," tambah Shafruhan.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah kembali menaikkan harga BBM jenis solar dan premium untuk wilayah luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali masing-masing sebesar Rp 500 per liter dari harga lama. Harga solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400 per liter. Harga premium RON 88 naik menjadi Rp 7.300 per liter dari harga Rp 6.800 per liter.

Adapun untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali, harga BBM jenis premium naik menjadi Rp 7.400 per liter dari harga awal Rp 6.900 per liter. Harga solar di Jawa, Madura, dan Bali, sama dengan yang ditetapkan di luar Jawa, Madura, Bali, yaitu Rp 6.900 per liter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com