"Kayak kita sekolah saja kan. Kalau kepala sekolah sama gurunya melihat anaknya bodoh, nakal, tidak nurut, ya rapornya merah," ujar Basuki di Gedung DPRD DKI, Kamis (23/4/2015).
Basuki mengatakan, hal tersebut merupakan wewenang DPRD DKI untuk memberikan penilaian atas kinerja yang dia lakukan pada 2014. Basuki tidak memiliki hak untuk menjawab atau membela diri dalam forum sidang terhadap nilai tersebut.
Ketika ditanya apakah dia akan mengubah diri berdasarkan rekomendasi DPRD, Basuki hanya menjawab bahwa dia adalah "murid yang tidak penurut".
"Namanya juga 'murid' kagak nurut gimana mau berubah," ujar Basuki. "Mau pindah 'sekolah' juga tanggung. Mau pindah ke mana? Ini kan Jakarta, 'sekolah' terbaik. Mau pindah ke mana lagi?" Basuki menambahkan.
Dalam penyampaian rekomendasi laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) tadi, DPRD DKI mengatakan bahwa Basuki tidak dapat menggunakan alasan masa jabatannya yang baru dua bulan.
Menanggapi hal tersebut, Basuki pun santai. "Ini kan tadi dibilang tidak boleh menilai melibatkan Pak Jokowi, hanya saya yang tanggung jawab. Enggak apa-apa saya baru dua bulan, tetapi tanggung jawab 12 bulan, ya hebat," ujar Basuki.
Meski mendapat rapor merah dalam kinerjanya sebagai Gubernur, Basuki berharap DPRD DKI tidak menganggap dia bodoh. Sambil bergurau, Basuki mengatakan bahwa dia pintar dan pandai menghemat uang.
"Semoga guru dan kepala sekolah di DPRD tidak menganggap saya bodoh, saya cukup pintar sebenarnya untuk menghemat uang, he-he-he...," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.