Kepala Sub Direktorat Psikotropika Badan Narkotika Nasional Komisaris Besar I Ketut Setiawan mengatakan, bau tersebut tercium dari lantai 4 rusun yang ditempati AL sekeluarga.
"Kebetulan di lantai 4 ada warga yang melaporkan bau tidak enak seperti bau kimia. Memang terasa oleh masyarakat sekitar. Kemudian, dari laporan warga ini, kita tindak lanjuti," kata Ketut, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/4/2015).
BNN sempat melakukan pengintaian di rusun tersebut. Setelah memastikan adanya kegiatan produksi narkoba, BNN melakukan penggerebekan di unit rusun berukuran 4 x 6 meter yang ditempati AL sekeluarga.
Hasilnya, didapati sebuah kitchen lab atau laboratorium pembuatan narkoba jenis sabu di dalamnya. [Baca: Sekeluarga di Jakarta Utara Terlibat Produksi Sabu]
Menurut Ketut, aktivitas produksi narkoba AL dan keluarganya hampir tak diketahui masyarakat rusun.
Sebab, AL sekeluarga kerap menyamarkan bau dari pabrik kecil narkoba milik mereka dengan membakar dupa.
AL sekeluarga merupakan keturunan Tionghoa dan biasa melakukan hal tersebut untuk kegiatan keagamaan.
"Mereka mencari upaya untuk menyamarkan bau dengan pembakaran dupa. Mereka juga dikenal tertutup," ujar Ketut.
Hasil interogasi Ketua RW di rusun tersebut, AL sekeluarga sudah menempati rusun sejak dua tahun lalu. Namun, tersangka mengaku baru memproduksi sabu satu bulan belakangan.
Rusun Kapuk Muara tercatat sebagai rusun milik Pemprov DKI. Para tersangka diduga masuk ke rusun dengan cara membeli dari penghuni tetap.
Hasil pengintaian BNN menemukan unit rusun di Kapuk Muara dijual hingga Rp 40 juta. Ketut berharap, kasus ini tidak terulang. Masyarakat yang tinggal di rusun diminta melaporkan jika menemukan hal yang mencurigakan dari tetangganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.