Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Kopaja dan Metromini Bisa Lewat "Busway"

Kompas.com - 04/05/2015, 09:04 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dan Australian Agency for International Development (AUSAID) sedang melakukan kajian mengenai rencana memperbolehkan bus kota reguler masuk jalur transjakarta. Namun, sebelum kebijakan itu dikeluarkan, operator bus diharuskan meremajakan terlebih dahulu bus-bus yang mereka miliki agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh transjakarta.

"Sebenarnya konsepnya seperti yang sudah sering kita jelaskan. Pertama harus punya AC, pintu busnya sesuai dengan pintu halte transjakarta, operasionalnya diubah lebih profesional dengan sistem rupiah per kilometer. Jadi tidak lagi dengan sistem setoran," kata Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto kepada Kompas.com, Minggu (3/5/2015).

Yoga yakin, bila tak menemui banyak hambatan dan disertai dengan dukungan pemerintah, operator bus akan bisa merevitalisasi busnya dengan cepat dan lancar. Ia mencontohkan mengenai revitalisasi angkutan yang dilakukan kopaja terhadap bus-busnya yang melayani rute P-20 (Lebak Bulus-Senen); S-13 (Ragunan-Grogol); dan 602 (Ragunan-Monas). Menurut Yoga, saat ini jumlah bus kopaja dengan spesifikasi laik yang melayani tiga rute tersebut ada 200 unit. Ratusan tersebut dibeli kopaja tanpa bantuan pemerintah.

Dengan demikian, ia berkeyakinan, bila dibantu pemerintah, maka akan ada ribuan bus sedang yang bisa direvitalisasi. "Asal bisa langsung, enggak perlu nunggu-nunggu Dishub masih kajian inilah, kajian itulah. Lelang untuk besaran rupiah per kilometer 3-4 bulan selesai. Penyiapan bus enggak butuh lama, 4-6 bulan bisa beres. Kopaja saya yakin mereka bisa enggak sampai setahun. Kalau metromini ya harus menyelesaikan konflik internalnya dulu," ujar Yoga.

Jumlah penumpang bisa meningkat

Yoga yakin bila nantinya seluruh bus bisa direvitalisasi disertai dengan sistem pembayaran rupiah per kilometer, akan banyak warga Ibu Kota yang mau beralih menggunakan angkutan umum. Kembali, ia mencontohkan layanan bus kopaja AC di tiga rute yang disebutnya berhasil menjaring banyak penumpang. Indikatornya adalah mudahnya kopaja mendapatkan pinjaman dari bank untuk merevitalisasi busnya. Kemudahan itulah yang membuat kopaja saat ini telah memiliki 200 bus dengan spesifikasi laik.

"Kalau programnya (revitalisasi bus) itu enggak menguntungkan, pasti layanan Kopaja AC sudah tutup dari kapan tahun. Karena enggak bisa dapat penumpang dan bayar cicilan. Tapi kenyataannya kopaja selalu nambah bus, bank juga happy untuk ngasih kredit. Artinya penumpangnya banyak," tutur Yoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com