Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Tidak Lihat Pembangunan di Jakarta Selama 2,5 Tahun Ini

Kompas.com - 12/05/2015, 12:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pegawai negeri sipil (PNS) belum mampu mengelola anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dengan baik. Mereka, lanjut Basuki, sulit menganggarkan sebuah program dengan harga satuan, bukan gelondongan.

Oleh karena itu, ketika Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur DKI dan Basuki sebagai Wakil Gubernur DKI, banyak pihak yang menolak penerapan sistem penyusunan anggaran melalui sistem e-budgeting. Penolakan ini berujung pada keterlambatan lelang tender dan mandeknya pembangunan di Ibu Kota. 

"Tadi malam, saya baru bertemu dengan gubernur se-Indonesia, saya tanya, 'apa ya yang salah di negeri ini?'. Kemudian, saya evaluasi APBD 2,5 tahun ke belakang, saya enggak lihat (pembangunan) apa-apa di Jakarta karena banyak (PNS) yang tidak terbiasa pakai duit (APBD) dengan benar," kata Basuki saat memberi sambutan dalam Peresmian Gedung Pengolahan Lumpur Aetra, di Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (12/5/2015). 

Selama ini, lanjut Basuki, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan unit kerja perangkat daerah (UKPD) hanya bertindak sebagai penanda tangan dokumen saja, sementara pihak ketiga atau swasta yang merancang, menganggarkan, serta membeli barang dan jasa SKPD serta UKPD tersebut.

Hal itu pula yang menyebabkan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan anggaran. Nantinya, jika perusahaan tersebut memenangkan tender, akan ada sebuah bagi hasil APBD antara oknum SKPD dan oknum pengusaha.

"Kami ajukan e-budgeting dan memasukkan harga satuan benar. Mereka (SKPD) tidak bisa ajukan tender. Selama ini, mereka hanya terima bersih, pengusaha rancang proyek, tanda tangan, dan bagi-bagi keuntungan," kata Basuki. 

Basuki mengaku sudah memprediksi banyaknya gesekan yang terjadi ketika DKI mulai menerapkan sistem e-budgeting. Ia juga tidak mempermasalahkan besaran serapan akibat molornya pelaksanaan program-program unggulan Ibu Kota.

"Tahun ini saya santai saja, anggaran tidak terserap biar saja. Hanya saja, pegawai-pegawai yang mengulur waktu ini yang bikin saya marah," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com