"Sebetulnya reses itu seperti mendapat kebaikan dari negara, kita turun (ke masyarakat) tapi dibiayain. Coba bayangkan biasanya kita tiap kampanye sekali turun keluar Rp 5 juta," ujar Bestari di gedung DPRD DKI, Rabu (13/5/2015).
Bestari mengatakan waktu reses memang waktu untuk anggota Dewan agar bisa bertemu dengan konstituennya. Tujuannya memang untuk menampung aspirasi langsung dari masyarakat.
Menurut Bestari, manfaat lain reses adalah masyarakat jadi lebih mengenal anggota Dewan. Bestari menilai hal tersebut menguntungkan agar mereka dikenal pada pemilihan legislatif yang akan datang. "Nah sekarang reses ya gue turun. Bodoh aja kalau gue engga turun," ujar Bestari.
Pekan ini anggota DPRD DKI Jakarta memang sedang memasuki masa reses. Sebagian legislator memanfaatkan waktu ini untuk bertemu dengan warga yang ada di daerah pemilihannya. Masa reses itu untuk menampung aspirasi masyarakat yang akan disusun dalam pokok pikiran.
Pokir sendiri merupakan aspirasi masyarakat yang ditampung anggota legislatif saat masa reses. Aspirasi itu kemudian diajukan oleh legislatif kepada eksekutif dalam pembahasan anggaran.
Pokir ini diatur dalam Pasal 55 huruf (a) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan DPRD tentang Tata Tertib. Badan Anggaran disebutkan mempunyai tugas memberikan saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada kepala daerah dalam mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah, paling lambat lima bulan sebelum APBD ditetapkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.