Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Mengapa Kesaksian atas Kematian Akseyna Berubah-ubah

Kompas.com - 14/05/2015, 12:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang saksi dari kasus kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia, tengah diperiksa polisi soal keterangannya yang kerap berubah-ubah. Apakah saksi ini nantinya akan menjawab mengenai kasus kematian Akseyna?

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, menganalisis bahwa saksi yang tengah diperiksa polisi tersebut bisa memberikan keterangan berubah-ubah akibat false confession atau kesaksian yang keliru darinya.

"Kesaksian yang keliru bisa diakibatkan karena sukarela, di bawah paksaan, atau internalisasi," kata Reza, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/5/2015).

Reza menjelaskan, kesaksian yang benar memiliki dua hal dasar, yakni lengkap dan akurat. Kesaksian lengkap maksudnya pengakuan saksi dari "hulu ke hilir" tersedia. Artinya, saksi memberikan keterangan secara lengkap.

"Sementara itu, 'akurat' berarti 'sesuai dengan pengalaman yang betul-betul dia lalui'. Namun jika sisi akurasi dari informasi pengakuan sudah lemah, maka kemungkinan hal itu tidak sesuai pengalaman yang dia lalui," ujar Reza.

Meski menganggap kesaksian yang berubah-ubah ini menunjukkan keterangan yang lemah, Reza menyarankan agar pemeriksaan tetap dilakukan. Sejak kasus ini bergulir, Reza sudah berpendapat bahwa ini adalah kasus bunuh diri.

Hanya, hal ini menjadi sulit karena aksi bunuh diri ini dilakukan oleh seseorang yang cerdas seperti Akseyna. "Namun, ini tetap perlu investigasi polisi," ujar Reza.

Tanpa merujuk Akseyna, secara umum, Reza menyatakan bahwa sosok pribadi cerdas bisa menjadi rentan mengalami frustrasi apabila menemui kegagalan.

Misalnya akibat prestasi belajar yang menurun. Buntutnya, sosok tersebut sampai mengisolasi diri dan tidak terbuka.

"Ada riset yang menemukan, di dunia industri, orang-orang dengan tingkat kecerdasan luar biasa justru mengalami gangguan sama dengan orang yang kecerdasannya di bawah, dalam hal adaptasi," ujar Reza.

Menurut Reza, tidak hanya kecerdasan kognitif yang penting. Kematangan emosional juga diperlukan agar seimbang.

Terkait kasus ini, bila terus berlarut tanpa kepastian, polisi harus mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan.

"Kalau sampai satu bulan lebih (berlarut), polisi harus rendah hati mengatakan bahwa mereka kesulitan karena jangan sampai ini menjatuhkan legitimasi mereka," ujar Reza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com