"Kita punya banyak pertimbangan. Kalau ditetapkan tersangka, kita juga pikirkan bagaimana masa depan anak-anak ini karena bagaimana pun mereka masih punya keterikatan dengan orangtua kandung mereka," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPAI Erlinda, Minggu (17/5/2015).
Erlinda menceritakan, selama berada di rumah aman, L (10), C (10), AD (8), AL (5), dan DN (4) masih suka mencari orangtuanya. Mereka pun belum diberi tahu soal kondisi orangtuanya yang masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Informasi tersebut dianggap bisa mengganggu proses pemulihan mereka.
"Yang kecil, anak perempuan, nyari mamanya terus. Dia bilang 'mama ke mana, mama datang enggak ke sini'," kata Erlinda.
Kakak-kakak DN, terutama yang paling besar, si kembar L dan C, disebut sudah bisa tertawa dan bercanda setelah sebelumnya sempat mengalami beberapa trauma. Begitu juga dengan AD yang sebelumnya diberitakan paling sering mengalami perlakuan salah dari kedua orangtuanya.
Lima anak itu dikatakan Erlinda pernah takut terhadap sorot lampu yang terlalu terang. Hal itu diduga berawal saat mereka dibawa dari rumahnya ke rumah aman, Kamis (14/5/2015) pagi. Kejadian yang tiba-tiba bersamaan dengan ramainya awak media yang membawa kamera dianggap sebagai penyebab ketakutan lima anak terhadap lampu.
Secara terpisah, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto menjelaskan, ada tiga kasus berbeda dalam peristiwa penelantaran anak ini. Kasus tersebut adalah kekerasan dalam rumah tangga, penelantaran anak, dan narkoba. Tiga kasus ini tidak bisa dilihat sebagai satu kesatuan, sehingga secara bersamaan, ketiganya harus tetap diproses.
"Kita masih tunggu hasil uji lab yang menegaskan bukti konsumsi narkoba. Kalau terbukti jadi pengguna, berarti pilihannya akan direhabilitasi. Tapi saat rehab, proses hukum kasus lain tetap berjalan," ujar Heru.
Heru menambahkan, yang akan menentukan berapa besar dan apa bentuk hukuman untuk kedua orangtua itu tetap di pengadilan. Namun, bisa jadi ada beberapa hal yang meringankan dengan pertimbangan mereka masih memiliki lima anak. Terlebih, dari KPAI, menganjurkan lima anak itu harus diasuh secara bersamaan, tidak boleh dipisah.
"Polisi berkoordinasi dengan KPAI supaya tetap memberikan efek jera tapi tidak mengorbankan kebutuhan anak," ujar Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.