Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Senang Akhirnya Sungai di Jakarta Dapat Diolah Air Baku

Kompas.com - 19/05/2015, 15:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi langkah PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) yang membangun teknologi "Moving Bed Bio Film Reactor" (MBBR) atau pengolahan air baku dengan memanfaatkan sumber air Kanal Banjir Barat (KBB).

Sebab, selama ini dua operator yang bekerjasama dengan PAM Jaya tidak pernah mengolah air baku dari 13 sungai besar yang melintas di Jakarta.

Padahal, lanjut dia, Bekasi sudah mengolah air dari Kanal Banjir Timur (KBT).  "Kami senang waktu saya dan Pak Jokowi pertama kali bertemu, kami sadar bahan baku kurang, air baku kurang. Kami sadar persoalan air bersih di Jakarta adalah air baku, masa Jakarta ada 13 sungai begitu besar yang airnya terus mengalir kok enggak bisa (diolah jadi air baku), apalagi KBB seperti ini," kata Basuki, di kantor Palyja, Selasa (19/5/2015). 

Selain itu, lanjut dia, sejak zaman Belanda KBB juga telah diambil airnya. Hanya saja, saat itu, air di KBB masih bersih serta belum terkontaminasi dari sampah serta limbah pabrik.

Sehingga ia mengaku senang Palyja mau menciptakan teknologi pengolah air baku di KBB. Teknologi MBBR ini menggunakan medium-medium kecil bernama 'meteor' yang fungsinya untuk mengurangi polutan dalam air, seperti amoniak.

Sehingga air yang diolah, layak menjadi bahan baku untuk pembuatan air minum. "Jadi bakteri ini mengikat amoniak dari orang yang buang air besar, sehingga airnya bisa diambil tanpa bakteri, karena kalau ada bakteri orang minum kan bahaya, sama saja kita minum air bakteri orang BAB. Ini menarik," kata pria yang biasa Ahok itu. 

Ia pun meminta Palyja bekerjasama dengan Dinas Tata Air DKI Jakarta. Sehingga bisa mengelola manajemen air buangan dari pintu air Manggarai ke pintu air Karet.

Melihat teknologi ini, Basuki meminta Palyja untuk membangun MBBR di sungai lainnya. Sebab, jika membangun 40 teknologi saja, DKI hanya menghabiskan Rp 1 triliun. Karena teknologi MBR ini hanya menghabiskan Rp 25 miliar.

"Lebih mahal beli UPS Rp 1,2 triliun. Kenapa enggak bikin teknologi ini di KBT juga, kami harus pikirkan lokasi tepat," kata Basuki.

Melalui teknologi ini, Palyja dapat menambah air baku sebanyak 550 liter per detik untuk konsumsi 200.000 orang.

Penerapan teknologi ini diyakini dapat meningkatkan pasokan air kepada 150.000 orang di bagian barat Jakarta. Serta merupakan langkah awal mencapai 95 persen cakupan pelayanan air bersih di tahun 2020.

Dengan teknologi ini, BKB dapat berkontribusi memasok air sebesar 550 liter per detik untuk konsumsi 200.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com