Dari jumlah penumpang tersebut, tidak ditemukan satu orang pun yang diduga terjangkit Sindrom Pernapasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome/MERS).
"Sampai hari ini, kita belum menemukan ada yang mengidap gejala MERS. Mereka semua sudah melalui tahapan-tahapan yang ada sejak tiba di terminal kedatangan, seperti pemeriksaan suhu badan," kata Kepala KKP Kelas 1 Bandara Soekarno-Hatta Oenedo Gumarang, Kamis (11/6/2015).
Selain penumpang asal Korea Selatan, KKP juga mendata ada 273 kru pesawat yang diperkirakan tidak terkena virus MERS.
Sesuai aturan yang berlaku, selain penumpang, awak kabin pesawat pun harus menjalani pemeriksaan untuk mengantisipasi penyebaran virus MERS masuk ke Indonesia.
Menurut Gumarang, virus MERS sangat mudah menular, terutama dari cairan yang dikeluarkan. Penerbangan dari Korea Selatan ke Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta juga terhitung padat, dengan empat kali penerbangan setiap harinya, mulai dari pagi sampai malam hari.
Maskapai yang ada pada penerbangan tersebut adalah Garuda Indonesia, Korea Airlines, dan Asiana Airlines.
Langkah antisipasi di luar bandara juga sudah diterapkan, yakni dengan membagikan health alert card atau kartu kewaspadaan kesehatan dari Kementerian Kesehatan di dalam pesawat.
Para penumpang wajib mengisi kartu tersebut dan diharuskan membawanya ke dokter jika setelah di luar bandara orang tersebut memperlihatkan gejala MERS, seperti badan yang panas, batuk, dan sesak nafas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.