Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Enggan Antre, Calo Tiket KRL "Single Trip" Beraksi

Kompas.com - 19/06/2015, 11:10 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pagi ini, antrean penumpang kereta rel listrik (KRL) di pintu keluar Stasiun Tanah Abang sudah mencapai sekitar 5 meter pada masing-masing gate. Beberapa dari mereka terlihat buru-buru ingin mencapai gate keluar yang berada di sisi utara stasiun.

Pemandangan seperti ini sudah menjadi hal lumrah setiap paginya. Setelah proses tapping selesai dilakukan pada badan gate, penumpang langsung meninggalkan stasiun.

Namun, tidak demikian bagi penumpang KRL yang menggunakan kartu tiket perjalanan tunggal (single trip). Mereka harus menukarkan tiket mereka ke loket-loket KRL agar bisa mendapatkan kembali uang jaminan Rp 10.000.

PT KCJ sebagai pengelola KRL memang telah menetapkan aturan pada penumpang yang menggunakan tiket single trip untuk membayarkan uang sebesar itu. Alasannya, untuk mencegah tiket hilang atau tidak dikembalikan penumpang yang memakainya.

Saat jam sibuk, antrean untuk menukarkan tiket single trip di loket-loket tak kalah panjang dengan antrean tapping untuk keluar dari pintu stasiun.

Pada momen seperti ini, muncullah calo tiket single trip. Dia menawarkan penumpang menukar kartu jaminannya dengan uang Rp 5.000. Padahal, kartu itu memiliki jaminan Rp 10.000.

"Ibu kasih ke saya kartu kereta berjaminnya, ibu saya kasih Rp 5.000. Mending Bu, daripada dapat ganti jaminan Rp 10.000, tapi ngantre dua jam," kata calo itu.

Calo perempuan paruh baya berambut pendek itu terlihat memegang tiga kartu single trip KRL yang berwarna putih biru.

"Enggak bisa kurang? Ibu ambil Rp 3.000 aja, ya?" tawar penumpang KRL.

Namun, calo itu tetap bersikukuh memberi tarif Rp 5.000 untuk penukaran kartu single trip. Penumpang perempuan yang sudah usia baya itu pun akhirnya merelakan uang jaminan kartu single trip-nya terpotong setengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com