Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Jangan Sampai Gaji Naik, Malingnya Jalan Terus

Kompas.com - 25/06/2015, 17:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyetujui usulan kenaikan gaji anggota DPRD hingga 200 persen. Meski demikian, Basuki mengimbau kenaikan gaji itu diimbangi dengan kinerja yang semakin baik dan jaminan untuk tidak melakukan tindak korupsi. 

"Saya dari dulu mendukung semua gaji PNS, anggota DPRD, anggota DPR, bupati, wali kota, gubernur dinaikkan. Kalau ada pembuktian terbalik dan transaksi non-tunai, mau enggak mereka? Naik gaji kan ada aturannya, jangan naik gaji, terus korupsi lagi," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (26/6/2015). 

Basuki meminta semua pejabat yang gajinya naik untuk melakukan pembuktian harta terbalik. Pernyataan Basuki itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan Ratifikasi PBB Melawan Korupsi.

Dalam peraturan itu disebutkan, jika harta seorang pejabat publik tidak sesuai dengan biaya hidup dan pajak yang dibayar, hartanya akan disita negara dan dia dinyatakan sebagai seorang koruptor. Hal ini untuk membuktikan adanya transparansi antara pejabat dan warganya.

"Jadi, mesti seimbang, jangan gaji sudah naik, malingnya jalan terus. Sama kayak PNS DKI, gaji sudah naik, tapi sebagian oknumnya pun masih tetap nyolong. Kalau kamu sudah biasa nyolong berapa ratus juta, Rp 4 miliar hingga Rp 10 miliar mana bisa nolak. Kamu juga malas kalau cuma dikasih gaji Rp 100 juta," kata Basuki. 

Selain itu, menurut dia, lebih baik diterapkan aturan pelarangan tarik kontan dengan nilai di atas upah minimum provinsi (UMP). Semua transaksi keuangan harus melalui bank sehingga  Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dengan mudah mengawasi alur keuangan.

Saat ini, lanjut dia, masih banyak orang yang membeli apartemen atau mobil mewah dengan uang kontan. Selain itu, ada pula oknum pejabat yang membeli mobil mewah menggunakan nama sopirnya agar tidak membayar pajak.

"Kalau mau dinaikin (gajinya), saya setuju dan saya yakin negara lebih hemat kalau pejabat dinaikin gajinya. Asal mereka enggak korupsi dan enggak mark up anggaran lagi, pasti lebih hemat," kata Basuki.

Sebagai informasi, pengurus Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) menemui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo Jakarta, Rabu (24/6/2015). Mereka mengeluhkan uang perjalanan dinas sebesar Rp 500.000 yang diterima anggota DPRD selama ini.

Mereka meminta Mendagri meninjau ulang jumlah uang perjalanan dinas tersebut yang dirasa kurang tersebut. Selain itu, Adeksi juga meminta kenaikan beberapa tunjangan lain, seperti kenaikan uang representasi, adanya uang paket sebesar 100 persen dari uang representasi, dan kenaikan tunjangan jabatan menjadi 200 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com