Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Bekasi Minta Pemerintah Sediakan Bus Sekolah

Kompas.com - 02/07/2015, 16:49 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi Syahroni menyatakan harapannya agar para pelajar memiliki bus khusus. Menurutnya, hal ini menjamin keselamatan anak-anak dari bahaya ketika pergi ke sekolah.

"KPAI berharap Kota Bekasi punya angkutan sekolah. Karena secara otomatis kalau ada bus sekolah, keselamatan anak bisa terjamin dan terhindar dari kejahatan," ujar Syahroni di Bekasi, Kamis (2/7/2015).

Selain bus sekolah, Syahroni juga menginginkan adanya jalur aman sekolah. Jalur tersebut merupakan sebuah jalan khusus untuk anak-anak yang berada di lingkungan sekolah. Selain itu, tiap-tiap sekolah juga harus dilengkapi dengan zona penyeberangan anak.

Syahroni mengatakan, KPAI telah mengajukan hal tersebut kepada Pemerintah Kota Bekasi. Sampai saat ini, Pemerintah Kota Bekasi masih melakukan kajian terhadap usul-usul tersebut termasuk ide angkutan sekolah. Dinas Perhubungan Kota Bekasi akan mengkaji sejauh apa kesiapan jalur yang akan digunakan untuk angkutan tersebut.

Syahroni mengatakan permasalahan jalur harus dipikirkan matang-matang. Dia mengaku tidak berharap angkutan sekolah mampu melayani para murid di seluruh Kota Bekasi. Akan tetapi, kata dia, minimal angkutan itu bisa melayani beberapa jalan yang memang terdapat banyak sekolah.

Salah satunya adalah Jalan Agus Salim, di sana terdapa beberapa sekolah seperti SMPN 3 Bekasi, SMPN 1 Bekasi, SMPN 18 Bekasi, dan SMAN 1 Bekasi. Selain memperhatikan persoalan jalur, Syahroni juga mengingatkan aspek keamanan dalam angkutan juga harus diperhitungkan. Jangan sampai, angkutan tersebut justru menjadi tempat terjadinya praktik bully di kalangan siswa.

Dia pun mengungkapkan idenya dengan memberikan pengawas dalam angkutan tersebut. Supaya para murid bisa terjamin keamanannya sampai di sekolah masing-masing. "Bus sekolah jangan malah jadi tempat bully juga. Bukan hanya pengemudi tapi juga harus ada pengawas di situ," ujar Syahroni.

Untuk diketahui, jumlah murid yang duduk di sekolah dasar menurut data pada tahun 2013 ada sekitar 130.000 anak. Sementara murid yang duduk di bangku menengah pertama ada 96.048 anak. Kemudian, murid yang duduk di bangku menengah ke atas ada 27.581 anak. Jumlah tersebut, kata Syahroni, dipastikan sudah bertambah banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com